Sukses

Belum Temukan Cakaran dan Jejak, Benarkah Remaja di Siak Tewas Dimangsa Harimau?

BBKSDA Riau hingga kini belum menemukan bukti berupa cakaran dan jejak harimau di lokasi tewasnya remaja 16 tahun di Desa Teluk Lanus, Kabupaten Siak.

Liputan6.com, Pekanbaru - Remaja 16 tahun, MA, di Desa Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, tewas mengenaskan. Kepala dan kemaluannya hilang, di mana harimau sumatra menjadi tertuduh karena pernah menampakkan diri di lokasi itu dalam beberapa bulan terakhir.

Saat kejadian pada Minggu malam, 29 Agustus 2021, tidak ada saksi mata. Apakah memang benar anak dari RN itu menjadi mangsa harimau sumatra saat menemani ayahnya memperbaiki mesin disel.

Kepala Bidang Teknis Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Mahfud, menyebut pihaknya bersama personel Polres Siak sudah ke lokasi. Saat ini, tengah dilakukan olah tempat kejadian perkara.

"Belum dapat laporan kegiatan tim di lokasi, nanti diinformasikan kalau sudah ada hasil," kata Mahfud, Selasa siang, 31 Agustus 2021.

Korban MA ditemukan pada Minggu, pukul 23.00 WIB. Penemuan berlangsung setelah beberapa kejadian sejak korban dinyatakan hilang oleh orangtuanya sekitar pukul 18.00 WIB.

Jasad korban ternyata tidak sempat diperiksa oleh pihak berwenang. Pihak keluarga langsung membawa ke pemukiman pekerja di lokasi lalu ke Sungai Apit untuk dibawa ke Pulau Nias, kampung asalnya.

"Jadi enggak sempat diperiksa apakah memang ada cakaran di tubuh korban," kata Mahfud.

Berdasarkan informasi dari warga yang mengevakuasi korban usai ditemukan, juga tidak terlihat adanya bekas cakaran dan jejak harimau sumatra di tanah. Masyarakat hanya menemukan ceceran darah yang menggumpal di sejumlah titik.

"Mungkin karena malam, jadi tidak terlihat jejak harimau," kata Mahfud.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Pertama Kali Terjadi

Hingga berita ini tayang, petugas juga belum menemukan kepala korban di lokasi. Petugas gabungan masih mencari sembari mencari petunjuk di lokasi apakah memang terjadi penyerangan oleh harimau.

Di sisi lain, Mahfud menyatakan harimau menerkam manusia lalu memakan kepala serta kemaluan baru terjadi di Riau. Oleh karena itu, BBKSDA Riau belum bisa memastikan apakah korban memang dimakan harimau.

"Sejak saya bertugas di Riau, mengikuti kejadian konflik harimau, begitu juga ketika bertugas di Bengkulu, belum ada harimau memakan kepala dan kemaluan," jelas Mahfud.

Dari beberapa kejadian di Riau, harimau selalu memakan bagian lunak pada tubuh korbannya. Seperti betis, paha, pantat, tangan, dan lengan.

"Nah kejadian ini kepala hilang, ini baru pertama kejadian," kata Mahfud.

Selain itu sebelum kejadian, BBKSDA Riau menyebut tidak ada penampakan harimau di lokasi. Sudah hampir sebulan harimau tidak menghampiri pemukiman pekerja perusahaan di sana ataupun warga sekitar.

"Terakhir itu saat pekerja yang diserang tengah bekerja, kakinya sempat dicakar. Itu Juli lalu, setelah itu tidak ada penampakan harimau lagi," sebut Mahfud.