Sukses

Setelah Remaja Tewas, Harimau Datang Lagi ke Pondok Pekerja di Desa Teluk Lanus

Pekerja dan masyarakat di Desa Teluk Lanus, Kabupaten Siak, makin was-was karena harimau sumatra datang lagi ke pondok setelah penemuan remaja tewas.

Liputan6.com, Pekanbaru - Munculnya harimau sumatra di Desa Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, membuat masyarakat was-was. Apalagi di lokasi tempat tinggal pekerja kebun dan hutan industri itu merupakan daerah terpencil.

Lokasi itu juga berdekatan dengan lansekap Senepis. Wilayah itu menjadi salah satu kantong atau habitat harimau sumatra di Provinsi Riau sehingga desa tersebut masih masuk daerah jelajah satwa liar tersebut.

Masyarakat kian khawatir setelah ada remaja 16 tahun, Malta Akfarel, meninggal dunia. Kondisinya mengenaskan dengan beberapa organ tubuh terpisah.

Harimau sumatra menjadi tertuduh karena sering muncul di lokasi tersebut. Apalagi sebelumnya sudah ada pekerja perusahaan, Azmi, diterkam dan selamat setelah kakinya dicakar.

Kekhawatiran warga di lokasi belum usai. Pasalnya sehari usai penemuan jasad, harimau menampakkan belangnya lagi.

Kepala Bidang Teknis Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Mahfud, membenarkan kemunculan harimau usai penemuan jasad korban.

"Harimau datang ke pondok, tempat korban dan ayahnya tinggal," kata Mahfud, Rabu siang, 1 September 2021.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Jangan Sendirian

Menurut Mahfud, keterangan harimau datang lagi disampaikan warga sekitar, Syafri. Ini diperkuat dengan adanya temuan jejak di sekitar pondok oleh personel BBKSDA Riau.

"Kata pak Syafri itu Senin petang, sehari usai kejadian warga meninggal tadi," jelas Mahfud.

Oleh karena itu, Mahfud mengingatkan warga sekitar untuk tidak beraktivitas sendirian. Lebih baik berkelompok karena harimau biasanya menghindari keramaian.

"Perusahaan juga diminta mengingatkan hal serupa kepada karyawan untuk menghindari hal tak diinginkan," sebut Mahfud.

BBKSDA Riau juga melarang warga untuk bertindak sendiri mengatasi konflik satwa ini. Jangan sampai ada niat berburu, memasang jerat karena ada pidana bagi yang melukai satwa dilindungi dan hampir punah itu.