Sukses

Intensitas Hujan Tinggi, Sejumlah Daerah di Mamuju Dilanda Banjir dan Tanah Longsor

Bencana alam banjir dan tanah longsor terjadi akibat intensitas hujan yang cukup tinggi selama seminggu terakhir di ibu kota Provinsi Sulawesi Barat itu.

Liputan6.com, Mamuju - Bencana alam banjir dan tanah longsor menimpa sejumlah daerah di Kecamatan Kalukku, Mamuju, Sulawesi Barat. Bencana alam ini terjadi akibat intensitas hujan yang cukup tinggi selama seminggu terakhir di ibu kota Provinsi Sulawesi Barat itu.

Tercatat empat wilayah di kecamatan itu dilaporkan terendam banjir dan tanah longsor, yakni Desa Sondoang, Pemmulukang, Beru-beru dan Kelurahan Sinyonyoi. Banjir terparah terjadi di Desa Sondoang, ratusan keluarga menjadi korban dari bencana ini.

Pejabat Kepala Desa Sondoang, Sapriono mengatakan, bencana banjir menimpa desanya pada Kamis (2/9/2021) pukul 23.00 Wita. Intesitas hujan yang tinggi serta lambatnya pintu air bendungan dibuka, menjadi penyebab utama air Sungai Sondoang meluap dan menerjang pemukiman.

"Tercatat 365 kepala keluarga dari empat dusun di desa ini menjadi korban, yakni Dusun Palado, Salukha, Rante Dango dan Kasso. Ketinggian air mencapai 1 meter lebih," kata Sapriono kepada wartawan, Jumat (3/9/2021).

Sedangkan, Kepala Desa Pammulukang, Jasmin mengungkapkan, akibat banjir ini, satu dusun di wilayahnya terisolasi karena akses jalan terputus, yakni Dusun Saludango. Sebanyak 30 kepala keluarga tercatat menempati dusun itu.

"Tidak ada korban jiwa, tapi ada tempat penyulingan nilam yang hanyut dan juga sekitar 7 hektare sawah tertimbun meterial banjir, kami sangat butuh alat berat untuk perbaikan jalan," ungkap Jasmin.

 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

2 dari 3 halaman

Tanah Longsor

Sementara itu, di Kelurahan Sinyonyoi tepat di Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Marano yang berada di wilayah pegunungan yang aksesnya cukup sulit terjadi tanah longsor. Delapan rumah warga dilaporkan rusak berat dan enam rusak sedang akibat tertimpa material longsor.

"Intensitas hujan sejak tadi malam (Kamis) hingga dini hari (Jumat) tadi, sehingga longsor terjadi. Saat ini, warga yang menjadi korban mengungsi di rumah warga lainnya," kata Guru Honorer di Marano, Nurintang.

Nurintang berharap ada bantuan dari pemerintah setempat yang masuk ke daerahnya. Karena terdapat warga yang tempat tinggal serta lahan yang menjadi satu-satunya tempat ia mencari nafkah hilang tersapu meterial longsoran.

"Saat ini warga hanya bisa saling membantu sama lain karena akses untuk turun dari daerah kami ini cukup sulit," ujar Nurintang.

Nurintang juga mengungkapkan, saat ini sejumlah warga di UPT Marano sangat khawatir akan adanya longsor susulan yang bisa saja terjadi setiap saat. Apa lagi saat ini hujan dengan intensitas cukup tinggi masih mengguyur wilayah itu.

"Semoga tidak ada longsor susulan, kami tidak tahu harus kemarin, karena kami berada di pegunungan," ungkap Nurintang.

3 dari 3 halaman

Pemkab Mamuju Bergerak Cepat

Mendapat laporan terjadi bencana alam banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayahnya, Pemkab Mamuju langsung bergerak cepat menuju lokasi bencana. Rombongan Pemkab Mamuju yang dipimpin oleh Bupati membawa sejumlah bantuan bagi warga.

Bupati Mamuju, Sitti Sutinah Suhardi mengatakan, bencana banjir dan tanah longsor ini merupakan keprihatinan bersama dan Pemkab harus bergerak cepat membantu warga. Ia langsung memerintahkan instansi terkait untuk melakukan penanggulangan bencana.

"Dinas sosial, BPBD dan Pemadam Kebakaran Sudah kita terjunkan untuk membantu warga. Kita juga sudah menyalurkan bantuan berupa makan siap saji, beras dan keperluan mendesak lainnya," kata Sutinah.

Selain itu, dia juga sudah memerintahkan jajarannya untuk segera melakukan pendataan terkait bencana alam ini. Hal itu dilakukan agar langkah penanganan bencana dapat dengan cepat mereka lakukan.

"Saya harap warga tetap waspada di tangah iklim cuaca Mamuju yang terus diguyur hujan dengan intensitas tinggi. Semoga kita semua bisa melewati cobaan ini," tutup Sutinah.