Sukses

Cerita Napi Penyintas Covid-19 Jadi Penyemangat Vaksinasi di Lapas Perempuan

Menjadi penyintas Covid-19 di Lapas Perempuan Pekanbaru membuat warga binaan dipanggil Yu menjadi penyemangat bagi narapidana lainnya agar mau divaksin.

Liputan6.com, Pekanbaru - Terpapar Covid-19 menjadi pelajaran beharga bagi perempuan biasa dipanggil Yu ini. Ingin bertemu keluarga menjadi motivasinya untuk sembuh. Kini warga binaan Lapas Perempuan Pekanbaru ini menjadi relawan vaksin agar sesama narapidana tidak terpapar lagi.

Kamis pagi, 2 September 2021. Petikan gitar klasik menyatu seirama dengan gebukan gendang duduk di pinggir aula Lapas di Jalan Binandak, Kelurahan Tangkerang Utara, Kecamatan Bukitraya itu.

Alunan suara dari seorang narapidana perempuan mengiringi satu persatu warga binaan keluar dari blok tahanan. Mereka membawa secarik kertas berisi data diri untuk dibawa ke petugas medis di aula.

Saat bersamaan, Yu terlihat hilir mudik mengarahkan narapidana ke meja pendaftaran vaksin Covid-19. Selanjutnya membawa ke meja screening hingga warga yang pernah tersandung kasus hukum berhadapan dengan jarum suntik berisi virus corona yang dilemahkan.

Perempuan 30-an tahun ini begitu cekatan. Dia langsung datang ketika petugas Lapas memanggilnya meskipun sedikit sungkan ketika mengetahui di hadapannya ada jurnalis.

"Janganlah, nanti wajah ku nampak, gak apa pakai masker ini," ucap Yu mengetahui dirinya akan ditanya seputar pengalamannya terpapar virus dari Wuhan itu.

Yu masih terlihat sungkan. Beberapa langkah kakinya sempat ke belakang. Bahkan ingin pergi karena masih banyak warga binaan lain belum mendapatkan suntik. Itulah tugasnya sebagai relawan Covid-19 di Lapas Perempuan Pekanbaru.

"Jangan tulis nama lengkap ya bang, tulis aja Yu atau Ka nanti," dia sedikit bernegosiasi soal privasinya.

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

Penciuman Hilang

Sejurus kemudian, Yu bercerita mulai kehilangan penciuman pada Agustus lalu. Terpidana kasus penggelapan ini tidak bisa membau apapun, termasuk yang menyengat sekalipun.

Dirinya tidak tahu dari mana virus corona ini mulai masuk ke penjara. Apalagi sejak tahun 2020 berakhir, Lapas Perempuan Pekanbaru sudah dinyatakan bebas dari Covid-19.

"Petugas Lapas langsung mengisolasi saya di blok khusus," kata Yu.

Kian hari, penghuni blok khusus isolasi bertambah. Pada Agustus 2021, setidaknya ada 30 warga binaan terinfeksi virus serupa. Segala upaya dilakukan petugas medis di Lapas agar narapidana sembuh.

Dari dalam dirinya, ada dorongan kuat untuk melawan Covid-19. Salah satunya adalah pihak keluarga yang selalu setia menunggu Yu untuk kembali pulang jika hukumannya usai.

"Teringat keluarga, saya ingin berkomunikasi dengan keluarga, saya kuatkan harus sembuh," ucap Yu.

Awalnya, gejala pada Yu hanya kehilangan indra penciuman. Tiga hari berselang, tenggorokannya mulai sakit. Apapun yang masuk ke mulut selalu sakit untuk ditelan.

Kepala Yu tak henti-hentinya berdenyut. Kondisinya makin lemah. Sabang hari selalu mual dan perutnya seperti ada yang melilit dari dalam.

Keadaan lemah justru menjadi pemantik baginya. Kekuatan ingin bertahan hidup makin kuat. Obat-obatan tak lupa dikonsumsinya secara berkala sesuai anjuran tenaga medis di Lapas.

"Setiap hari saya juga menghirup minyak kayu putih yang diteteskan ke air panas, harapannya penciuman kembali lagi," cerita Yu.

3 dari 4 halaman

Kembali Membau

Masuk hari kesepuluh, Yu kembali mengulang rutinitas menghirup minyak kayu putih bercampur. Yu meloncat kegirangan, berteriak hingga memecah keheningan ruangan isolasi.

"Saat itulah penciuman normal lagi, saya berpikir sudah sembuh, saya senang karena nanti bisa bertemu keluarga lagi kalau bebas," imbuh Yu.

Sebagai penyintas Covid-19, Yu kini menjadi garda terdepan di Lapas Perempuan Pekanbaru untuk menerapkan protokol kesehatan. Tak bosan dirinya mengingat warga binaan lain agar selalu memakai masker, berjarak dan tidak berkumpul kalau tidak penting.

Yu juga mendorong ratusan warga binaan agar mau divaksin. Apalagi ada sejumlah narapidana menolak disuntik karena terpengaruh berbagai isu hoax seputar vaksin.

"Katanya kalau vaksin nanti bisa kena itu, kena ini, saya berikan pemahaman, kan sama kayak imunisasi untuk menambah imun tubuh," jelas Yu.

Dengan vaksin ini, Yu berharap tak ada lagi warga binaan terpapar Covid-19. Jikapun terpapar, warga binaan divaksin tidak mengalami gejala berat.

Pesan ini juga diperuntukkan Yu bagi Masyarakat luar. Bagaimana supaya segera mendapatkan vaksin dan selalu menerapkan protokol kesehatan selama beraktivitas di luar.

"Kalau saya sendiri belum vaksin karena baru sembuh Agustus lalu, nanti kalau sudah waktunya saya vaksin juga agar aman kalau bebas nanti," ungkap Yu.

4 dari 4 halaman

Dua Gelombang

Terpisah, Kepala Lapas Perempuan Pekanbaru Desi Andriyani menyebut lingkungan instansinya sudah menghadapi dua gelombang Covid-19. Pertama pada September 2020, di mana ada 96 warga binaan serta pegawai terpapar.

"Kemudian Agustus kemarin, ada 31, semuanya sudah sembuh," kata Desi.

Menurut Desi, vaksin Covid-19 merupakan ikhtiar pihak Lapas agar warga binaan dan pegawai tidak terpapar virus corona. Jikapun kena, Desi menyebut tidak sampai mengalami gejala berat.

"Contohnya saya, sudah divaksin tapi kemudian kena tapi cepat sembuh," kata Desi didampingi Kepala Pengamanan Rutan Ema Tarigan.

Desi menyebut ada 360 warga binaan mendapatkan vaksin berkat kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. Seharusnya ada 400 tapi tidak tercapai karena warga binaan baru sembuh dari Covid-19 ataupun tidak memenuhi syarat.

"Nanti dikesempatan lain diberikan vaksin," ucap Desi.