Sukses

Krisis Air Bersih Mengancam Garut

Beberapa wilayah di Kabupaten Garut memiliki tingkat kebutuhan air bersih yang berbeda. Untuk wilayah Garut Utara rata-rata air bersih digunakan untuk kebutuhan sehari-sehari, sementara wilayah Garut Selatan untuk pertanian.

Liputan6.com, Garut - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat mengimbau masyarakat mulai menghemat air bersih sebagai iktiar memutus kekeringan saat musim kemarau tiba tahun ini.

Kepala Pelaksanana (Kalak) BPBD Kabupaten Garut, Satria Budi, mengatakan telah melakukan koordinasi dengan beberapa kepala wilayah yang kerap menghadapi masalah air saat kekeringan.

“Nantinya sebagai dasar langkah koordinasi dengan dengan dinas teknis,” ujarnya, beberapa waktu lalu.

Dalam koordinasi itu, lembaganya telah melakukan penghimpunan data potensi dampak bencana kekeringan tahun 2021, termasuk menginventarisasi sumber mata air tiap desa.

Untuk mendukung upaya itu, BPBD dibantu dinas terkait dalam upaya pemenuhan kebutuhan air bersih, baik untuk kebutuhan sehari-sehari maupun untuk kebutuhan pertanian.

“Untuk pertanian sendiri telah diinvetarisasi pompa yang ada pada dinas pertanian untuk fasilitasi pengairan sawah,” kata dia.

Menurutnya, beberapa wilayah di Kabupaten Garut memiliki tingkat kebutuhan air bersih yang berbeda. Untuk wilayah Garut Utara rata-rata air bersih digunakan untuk kebutuhan sehari-sehari, sementara wilayah Garut Selatan untuk pertanian.

Dalam catatannya, sudah ada enam kecamatan yang mulai mengalami kekeringan air bersih, selama kemarau tahun ini berlangsung, antara lain kecamatan Cibatu dan Sukaresmi mengalami kekeringan air bersih.

Kecamatan Sukawening, Leles dan Cibiuk mengalami kekeringan air bersih dan kekeringan lahan), sementara Kecamatan Karangpawitan hanya mengalami kekeringan lahan.

Untuk menghindari terjadinya kekeringan parah selama kemarau berlangsung, Satria berharap masyarakat lebih bijak menggunakan air bersih, termasuk melakukan inovasi untuk menyimpan cadangan air. “Ini bisa menjadi solusi cadangan akan kekurangan air,” ujarnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak Video Pilihan Berikut: