Liputan6.com, Bekasi - Tata kelola atau Manajemen Terapi Nyeri Intervensi (Interventional Pain Management) merupakan tindakan minimal invasif melalui panduan dengan alat dalam mengobati keluhan nyeri. Terapi itu bisa untuk nyeri akut dan nyeri kronik, jangka panjang atau permanen.
Tujuan terapi ini untuk memblok saraf dan meregenerasi area di tempat sumber atau perjalanan nyeri dengan panduan alat seperti Fluoroskopi (C-arm) dan Ultrasonografi (USG). Juga bantuan alat Radiofrekuensi dapat dilakukan Ablasi atau Neuromodulasi yaitu gelombang radio yang digunakan menghentikan atau paling tidak, menenangkan jaringan saraf yang menjadi penghantar 'sinyal' nyeri dari sumber nyeri.
Baca Juga
"Ada alat khusus mengarahkan gelombang dengan jarum yang mengarah langsung ke sumber nyeri," jelas dr. Reno Yonora, dalam bincang sehat menggunakan platform Instagram live Siloam Hospitals Bekasi Timur, Jumat (03/09/2021).
Advertisement
Penuturan dokter Reno dalam tema edukasi bertajuk 'Solusi Terkini Atasi Nyeri Tanpa Operasi' itu merupakan teknik terupdate dalam mengatasi rasa nyeri. Menurutnya, Interventional Pain Management memiliki keunggulan, selain tindakan yang minimal invasif, waktu pemulihan cepat dan efek anti nyeri bisa dirasakan untuk jangka panjang. Pasien juga tidak harus mengkonsumsi obat minum rutin lagi.
"Interventional Pain Management menjadi pilihan terapi penghilang rasa nyeri jika pasien tidak merasakan efek yang berarti terhadap obat anti nyeri oral (yang diminum), atau pasien yang takut dioperasi, termasuk pasien pascaoperasi namun keluhan nyeri tetap dirasakan," kata dokter spesialis anastesi ini.
Dia menjelaskan akan keragaman kasus konkrit antara lain nyeri kepala dan leher, nyeri wajah sebelah, nyeri sendi leher dan nyeri bahu siku tangan dan punggung. Area penanganan IPM meliputi keluhan nyeri dari kepala sampai kaki, saraf terjepit serta nyeri akibat kanker bahkan nyeri juga menjadi bagian dari terapi.
Dr Reno menambahkan mengenai pentingnya konsultasi akan keluhan nyeri dengan dokter agar mendapat penanganan dan pilihan terapi yang tepat di fasilitas pelayan kesehatan yang sudah dilengkapi Pain Clinic yang memadai.
Dalam IG Live juga hadir dokter Sugiharto yang sudah menjalani terapi vertigo sekak empat bulan lalu. Pasca terapi vertigo yang sudah dialami lima tahun yang lalu, kini dia sudah bisa menjalankan profesi dengan nyaman, bisa menyetir mobil, naik sepeda dan menjalankan aktivitas sehari hari dengan berkualitas.