Sukses

Lomba Bertutur Nasional Jadi Momen Membangkitkan Budaya Baca Anak-Anak di Daerah

Lomba Bertutur Nasional Tingkat Sekolah Dasar digelar 6-10 September 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Mengenalkan budaya dan kearifan lokal Indonesia harus dimulai sejak usia dini. Tidak cukup dari cerita lisan orangtua, anak-anak juga bisa mendapatkannya dari buku di perpustakaan. Sehingga anak tak hanya bisa mengenali kekayaan budayanya sendiri, tapi juga keanekaragaman budaya Nusantara. Lewat folklor dan cerita legenda, anak-anak bisa berimajinasi, mengambil pesan moral dan menjadikannya modal pembentukan jati diri dan akhlak.

"Cerita-cerita daerah selalu sarat nilai-nilai positif yang bisa dijadikan panutan dan tuntunan dalam keseharian," kata Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando saat membuka Lomba Bertutur Tingkat SD/MI Nasional 2021, yang digelar virtual, Senin, (6/9/2021).

Syarif Bando mengatakan, sebagai generasi penerus bangsa yang akan melanjutkan estafet pembangunan, anak-anak harus rajin membaca dan membuka wawasan. Jangan terpengaruh media sosial, godaan narkoba, ataupun pergaulan tidak terkontrol.

Gambaran kehidupan 25 tahun mendatang adalah apa yang dibaca saat ini. Anak-anak sejak usia sekolah dasar juga perlu diberikan keleluasaan dalam memperoleh atau mencari sumber-sumber pengetahuan lain, yang tidak sekadar diperoleh lewat buku-buku berbasis kurikulum.

Keleluasaan dalam mencari pengetahuan nantinya akan memberikan mereka kelenturan dalam proses berpikir. Menghasilkan pemikiran yang luwes, berani menerima perbedaan pendapat, tangguh ketika menghadapi tantangan, dan adaptif dalam pergaulan. Mereka tidak akan terjebak dalam pola pikir yang sempit.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Meningkatkan Budaya Baca Anak-Anak

Sementara itu, Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpustakaan Nasional Adin Bondar mengatakan, ajang tahunan ini dapat dijadikan sebagai upaya menumbuhkembangkan kegemaran membaca anak-anak serta kecintaan mereka terhadap karya budaya bangsa lewat buku-buku cerita daerah.

“Kemampuan bertutur adalah buah dari pemahaman memaknai yang tersirat dan tersurat yang diperoleh dari aktivitas membaca,” ujar Adin Bondar.

Anak-anak adalah mutiara berharga. Kekayaan tak ternilai karena dari tangan-tangan mereka kelak cerita keberhasilan bangsa Indonesia akan mereka teruskan dari generasi-generasi. Maka itu, semua pihak harus bertanggung jawab menjaganya dari terpaan budaya hedonisme, sifat angkuh, cepat berpuas diri, dan suka merendahkan orang lain yang dapat merusak proses pikir dan tumbuh karakter mereka di masa mendatang.

Lomba Bertutur tingkat SD/MI Nasional 2021 sendiri diikuti 34 peserta yang mewakili tiap provinsi. Pelaksanaan lomba berlangsung selama lima hari, yaitu 6-10 September 2021. Lomba ini merupakan program prioritas dalam upaya menumbuhkembangkan budaya bertutur dan gemar membaca sejak usia dini. Menjadi bagian dari komitmen Perpusnas untuk tetap mencerdaskan anak-anak bangsa melalui bahan bacaan yang sarat kearifan budaya dan nilai-nilai luhur.

Secara khusus, setiap kontestan terbaik dari berbagai lomba dan kategori lain akan menerima penghargaan Nugra Jasadarma Pustaloka pada malam puncak Gemilang Perpustakaan Nasional 2021, yang diselenggarakan bertepatan dengan Hari Kunjung Perpustakaan, yakni pada 14 September.