Liputan6.com, Pekanbaru - Provinsi Riau diklaim melewati gelombang kedua penyebaran Covid-19. Sebelumnya gelombang ini membuat angka konfirmasi harian pada Juli hingga pertengahan di atas dua ribu kasus baru.
Juru bicara Satgas Covid-19 di Riau, dr Indra Yovi, menduga varian delta berpengaruh besar pada lonjakan itu. Hanya saja tidak ada bukti ilmiah karena sampel yang dikirim selalu lama keluar hasilnya.
Advertisement
Baca Juga
Saat ini, pihaknya baru memegang sebaran varian delta pada Mei dan Juni. Itu pun sampel yang dikirim beberapa bulan sebelumnya ke Litbangkes Kementerian Kesehatan di Jakarta.
"Yang dikirim sampelnya hanya yang mewakili, tidak semua kasus baru," ucap Yovi di Pekanbaru, Selasa siang, 7 September 2021.
Yovi curiga lonjakan Covid-19 Riau pada Juli hingga pertengahan Agustus dipengaruhi varian delta. Penyebarannya begitu cepat meskipun saat itu berbagai daerah menerapkan PPKM.
"Dugaannya hampir 40 persen karena delta, hanya bukti ilmiah tidak ada karena pemeriksaan sampel di Jakarta itu lama," jelas Yovi.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Berharap Tidak Parah
Terlepas dari gelombang kedua, Riau suatu saat ini akan menghadapi gelombang ketiga penyebaran Covid-19. Apalagi virus corona saat ini banyak varian baru selain delta.
"Ada varian MU, ada lagi varian ini, lambat laun akan masuk juga ke Riau," terang Yovi.
Yovi mengimbau masyarakat agar mewaspadai ini, begitu juga dengan Satgas serta perangkatnya di daerah. Kemungkinan terjadi sangat mungkin sehingga yang dipikirkan saat ini bagaimana meminimalisasi penyebaran.
"Setinggi apa gelombangnya nanti, kalau gelombang kedua di Riau sampai dua ribu per hari, mudah-mudahan gelombang ketiga tidak segitu, harapannya kalau terjadi 500 saja," terang Yovi.
Lantas bagaimana menghadapi gelombang ketiga ini? Yovi menyatakan masyarakat jangan memikirkan apa variannya dan cara menghadapinya.
"Jangan pikirkan, karena apa pun variannya tidak akan bisa masuk ke saluran pernapasan kalau memakai masker, itu saja," tegas Yovi.
"Kemudian protokol kesehatan lainnya, cuci tangan, hindari makan bersama di luar, jangan berkerumun, batasi mobilitas," tambah Yovi.
Advertisement