Sukses

Jenuh Belajar di Rumah, Siswa MAN di Gorontalo Antusias Ikut Vaksinasi Covid-19

Ratusan siswa Madrasah Aliah Negeri (MAN) 1 Kota Gorontalo begitu antusias mengikuti vaksinasi Covid-19.

Liputan6.com, Gorontalo - Ratusan siswa Madrasah Aliah Negeri (MAN) 1 Kota Gorontalo begitu antusias mengikuti vaksinasi Covid-19. Vaksinasi yang dilaksanakan di halaman sekolah ini diikuti oleh hampir seluruh siswa. 

Antusiasnya para siswa ini merupakan salah satu upaya mereka untuk kembali bisa sekolah seperti sedia kala. Sebab, vaksinasi merupakan salah satu syarat untuk dimulainya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas.

Kepala MAN 1 Kota Gorontalo Waris Masuara menjelaskan, pihak madrasah berupaya agar seluruh siswa, guru, dan tenaga kependidik sudah memperoleh suntikan vaksin Covid-19. 

Hingga kini, menurut data yang diterima madrasah, vaksinasi siswa MAN 1 Kota Gorontalo telah mencapai 90 persen dari total 1.200 siswa. Sedangkan, vaksinasi untuk guru dan tenaga kependidikan yang berjumlah 99 orang, sudah mencapai 97 persen.

"Capaian vaksinasi di sekolah kami sudah di angka 90 persen, meski begitu kami berupaya siswa dan guru secara keseluruhan sudah divaksin," kata Waris.

"Vaksinasi ini merupakan gerakan percepatan dalam rangka menghadapi PTM terbatas," tuturnya.

Waris mengungkapkan, pelaksanaan PTM terbatas di MAN 1 Kota Gorontalo rencananya akan dimulai pekan depan. Namun, pihaknya tetap menunggu keputusan dari pemerintah daerah karena sesuai dengan kebijakan Kementerian Agama, pembukaan sekolah dikembalikan kepada pemerintah daerah.

"Jika pemerintah daerah mengizinkan, maka kami siap melaksanakan PTM terbatas pekan depan," ujarnya.

Simak juga video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Internet Mahal

Sementara salah satu siswa, Indah Putri mengaku jika ia mengikuti vaksinasi ini karena ingin sekali belajar di sekolah, bertemu dengan guru dan teman-teman. Menurutnya, pembelajaran secara virtual membuat mereka jenuh.

"Mengapa saya ikut vaksinasi, karena saya ingin belajar kembali seperti dulu di sekolah. Saya dan teman-teman jenuh belajar hanya daring," kata Indah.

Ditambah lagi, ketika siswa tersebut tidak punya paket data internet untuk melakukan pembelajaran secara daring, maka bisa dipastikan mereka ketinggalan pelajaran. Mahalnya paket data internet bagi siswa menjadi kendala, terutama bagi siswa yang kurang mampu.

"Belajar daring, kami harus mengeluarkan uang Rp 50 ribu demi pembelian data internet untuk dipakai dua hari. Coba dikalikan, berapa uang yang harus kami keluarkan selama sebulan," tuturnya.

Ia berharap, pembelajaran tatap muka ini jangan hanya sekadar wacana pemerintah. Dia juga mengimbau agar siswa yang belum ikut vaksinasi, bisa segera menerima vaksin Covid-19.

"Pembukaan sekolah jangan hanya sekadar wacana. Ayo teman-teman mari kita sukseskan bersama vaksinasi ini agar kita bisa belajar tatap muka," ia menadaskan.