Sukses

Ada Luka di Tubuh, Gajah Betina di Kabupaten Bengkalis Merintih dalam Kawanannya

Personel BBKSDA Riau mengobati gajah sakit di Kabupaten Bengkalis karena jalannya melambat sehingga ditakutkan terpisah dari kawanannya dari Giam Siak Kecil.

Liputan6.com, Pekanbaru - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau terus memantau kondisi seekor gajah betina liar di Desa Koto Pait, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis. Kondisi satwa bongsor berbelalai panjang ini sedang tidak baik-baik saja.

Gajah 40 tahun itu memiliki luka di tubuhnya. Keadaan ini membuat langkahnya gontai dan hampir saja terpisah dengan kawanannya dari kantong gajah Siam Siak Kecil.

Plh Kepala BBKSDA Riau Hartono menjelaskan, pihaknya mendapat informasi ada gajah sakit di kilometer 51 kawasan hutan tanaman industri PT Arara Abadi Duri 2 di desa tersebut. Petugas ke lokasi untuk mengecek kebenarannya.

Pemantauan pertama dilakukan sejak 3 Juli 2021. Saat itu, petugas melihat kawanan gajah berjumlah 10 ekor tengah mengerubungi seekor gajah betina. Kawanan ini menjaga satwa yang tengah terluka serta gontai langkahnya.

"Gajah sakit ini sering mengeluarkan rintihan keras," kata Hartono, Jumat siang, 10 September 2021.

Pantauan petugas, kondisi gajah sakit itu secara umum masih bagus, bisa berjalan meski pelan dan makan dengan baik. Beberapa hari kemudian, kawanan gajah menghilang di semak-semak.

"Sejak pantauan pertama ini kawanan gajah ini tak pernah terlihat lagi," ucap Hartono.

Pada 7 September 2021, BBKSDA Riau kembali menerima kemunculan kawanan gajah tersebut. Gajah betina tadi dilaporkan masih terluka sehingga BBKSDA mengirim tim medis ke lapangan.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Bersikap Tenang

Posisi gajah terakhir saat akan dilakukan pengobatan ada di Desa Tasik Serai Timur, Kabupaten Bengkalis. Petugas mulai mengintai gajah dan melokalisasi serta membuat jarak aman sebagai antisipasi kemunculan gajah liar lain.

Dalam prosesnya, petugas melewati berbagai rintangan, mulai dari medan serta kondisi alam yang sulit ditempuh hingga hujan deras yang mengguyur sejak pagi.

Petugas akhirnya bisa membuat gajah sakit ini tenang. Gajah tak berontak ketika petugas mendekati, seolah tahu yang datang akan membuat sakitnya lebih ringan.

"Kemudian dibius oleh petugas sehingga gajah tertidur," ucap Hartono.

Hasil pemeriksaan medis, kaki gajah ada pembengkakan di bagian tulang femur kaki kanan belakang. Keadaan ini bisa menyebabkan trauma pada gajah sehingga bisa berakibat pembengkakan di area tulang.

"Penentuan diagnosa yang tepat tidak dapat dilakukan dikarenakan kondisi lapangan dan fasilitas yang belum memadai," jelas Hartono.

Adapun obat yang diberikan di antaranya antinyeri, analgesik dan antepereutik. Juga diberikan antibiotik serta obat-obatan suportif.

Setelah selesai pengobatan, gajah disadarkan kembali dan bebas kembali ke alam liar. Gajah tetap akan dipantau selama beberapa waktu hingga sembuh.

"Mudah-mudahan segera pulih," ucap Hartono.