Sukses

Sederhana namun Penuh Makna, Ini Filosofi Motif Kain Lurik

Selain karena dipakai oleh abdi dalem, kain lurik juga dipakai oleh masyarakat umum. Kata lurik sendiri berasal dari bahasa Jawa Kuno ‘lorek’ yang berarti lajur, belang atau pun garis.

Liputan6.com, Yogyakarta - Kain lurik menjadi salah satu budaya yang masih lestari di Yogyakarta. Bagi warga Yogyakarta dan pelancong yang sering keluar masuk kota ini tentu sudah tidak asing dengan kain lurik

Selain dipakai oleh abdi dalem, kain lurik juga dipakai oleh masyarakat umum. Kata lurik sendiri berasal dari bahasa Jawa Kuno ‘lorek’ yang berarti lajur, belang atau pun garis.

Kain lurik yang memiliki motif sederhana ini memiliki segudang filosofi yang mengandung harapan, nasihat, bahkan kekuatan spiritual yang masih dipercaya dan menjadi adat dan tradisi.

1. Kain Lurik Motif Kluwung

Kain yang memiliki motif garis yang lebar dan warna yang beragam ini dipercaya sebagai kain tolak bala. Karena itulah motif ini dipakai untuk upacara sakral seperti mitoni (usia kehamilan 7 bulan), labuhan, atau pun pernikahan.

2. Kain Lurik Motif Sapit Urang

Kain yang biasa dipakai oleh prajurit kraton ini memiliki simbol siasat sebuah perang. Layaknya capit udang, musuh dikepung dari samping kiri dan kanan, kemudian kekuatan menyerang terletak di tengah area yang ada.

3. Kain Lurik Motif Tumbar Pecah

Layaknya ketumbar yang menyebarkan wangi semerbak ketika dipecah. Orang yang memakai kain lurik motif ini juga diharapkan menjadi orang yang berguna dan harum namanya, ia akan meninggalkan hal-hal baik, perbuatan serta ucapannya juga terjaga.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Motif Hujan Gerimis

4. Kain Lurik Motif Udan Liris

Motif yang satu terbilang cukup unik. Bila kain lurik biasanya memiliki motif garis lurus, maka kain lurik yang satu ini memiliki motif seperti hujan gerimis, sehingga garis yang ada tidak terlalu terlihat. Biasa dipakai oleh para kalangan atas, kain yang satu ini melambangkan kesuburan dan kesejahteraan.

5. Motif Kain Telupat

Motif yang konon diciptakan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I ini memiliki arti telu yang berarti tiga dan papat yang berarti empat, merupakan motif garis yang berjumlah tujuh. Angka tujuh sendiri dipercaya melambangkan kehidupan dan kemakmuran.

(Yohana Nabilla)