Sukses

Catatan Kecil Venzha Christ Jalani Simulasi Hidup di Planet Mars (Bagian IV)

Tidak hanya satu kali, Venzha Christ terpilih dua kali sebagai orang Indonesia pertama dan satu-satunya yang menjalani simulasi hidup di Mars.

Liputan6.com, Yogyakarta- Tidak hanya satu kali, Venzha Christ terpilih dua kali sebagai orang Indonesia pertama dan satu-satunya yang menjalani simulasi hidup di Mars. Setelah Mars Desert Research Station (MDRS) di Utah, USA pada 2018, Venzha Christ juga mengikuti simulasi di sebuah kapal besar pemecah es  bernama Shirase di Jepang setahun kemudian.

Simulasi di kapal Shirase 5002 ini berbeda dengan MDRS. Dalam MDRS, tim menjalani simulasi hidup di Mars, sementara di dalam Shirase, tim bersimulasi perjalanan menuju Mars.

“Jadi seolah-olah saat itu kami dalam pesawat luar angkasa yang sedang dalam perjalanan menuju ke Mars,” ujar Venzha Christ di v.u.f.o.c lab Yogyakarta.

Kapal Shirase ini memiliki panjang 134 meter, lebar 28 meter, tinggi kapal 15,9 meter, dan tinggi draft 9,2 meter. Kapal Shirase juga memiliki berat kosong 12.650 ton dan berat maksimum mencapai 20.000 ton.

Shirase dapat berlayar dengan kecepatan maksimum 19 knot, memiliki daya jelajah 30.000 mil dan mampu mengangkut tiga helikopter. Shirase memiliki kemampuan memecah es setebal 1,5 meter, mengangkut 80 penumpang dan material seberat 1.100 ton.

Sebagai kapal riset ekspedisi, Shirase dilengkapi dengan peralatan observasi atmospheric, oceanography, dan meteorology sekaligus pemrosesan data.

Shirase resmi dipakai pada 1982. Tugas utamanya ekspedisi ke Antartika setiap tahun. Misi ke Antartika meliputi riset tentang environment, geofisika, cuaca, suhu global, dan juga komunikasi satelit yang dioperasikan oleh badan nasional bernama Japan Maritime Self-Defence Force (JMSDF).

“Kapal ini menghubungkan Jepang dan Antartika untuk membuat pangkalan dan laboratorium besar di Antartika yang sampai sekarang sudah terbangun dengan baik dan lengkap,” ucap Venzha Christ yang juga menjabat sebagai Direktur Indonesia Space Science Society (ISSS) ini.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 3 halaman

Persiapan Perjalanan Menuju Planet Baru

Shirase bernomor lambung 5002 ini pensiun dari tugasnya pada 2008. Shirase 5002 kini sedang terparkir di daerah pelabuhan di Provinsi Chiba, Kota Funabasi, dalam wilayah Tokyo Bay. Kapal besar pemecah es ini digunakan sebagai bahan penelitian, tempat inkubasi, riset, dan pengetahuan umum bagi masyarakat yang ingin berkunjung pada waktu yang dijadwalkan.

Weather News membeli kapal ini untuk dijadikan sebagai laboratorium cuaca yang akurat dan informatif. Kapal ini juga sebagai tempat untuk menyosialisasikan misi Antartika dan hal-hal yang dilakukan ilmuwan dan avonturir di sana.

Salah satu program yang sedang digarap dan berlangsung memakai nama yang sama dengan kapal pemecah es, SHIRASE. Kepanjangannya, Simulation of Human Isolation Research for Antarctica-based Space Engineering.

Program pelatihan dalam bidang space science dan space exploration ini mempersiapkan manusia planet Bumi untuk persiapan menuju tempat atau planet baru bagi generasi yang akan datang. Misal, misi ke planet Mars atau tempat lain yang di masa depan diharapkan mampu untuk dikunjungi manusia bumi.

SHIRASE punya misi jangka panjang, sampai dengan 2030 yang akan bersamaan dengan misi manusia bumi ke planet Mars. Misi 2019 adalah misi awal yang disebut dengan SHIRASE EXP.0 atau Expedition Zero.

Artinya, ini adalah awal dari dilaksanakannya sebuah pelatihan yang mempunyai tujuan jelas dan menjadikan program ini bagian yang sangat penting untuk dunia space science dan space exploration.

 

3 dari 3 halaman

Jadi Commander

Misi pelatihan ini berbasis pada space travel, yaitu simulasi berada pada sebuah pesawat ruang angkasa, meninggalkan planet bumi, dan terisolasi. Tujuannya, untuk membentuk karakter yang spesifik serta mampu menghadapi tempat baru yang sangat berbeda dengan lingkungan sehari-hari.

SHIRASE mempunyai tujuan mendokumentasikan secara detail setiap yang terjadi pada masa pelatihan dan karantika tersebut.

Venzha Christ didapuk sebagai commander atau ketua tim dalam simulasi ini. Selain Venzha, ada tiga anggota tim lainnya yang berasal dari Jepang, yakni, Yusuke Murakami sebagai excecutive officer, Misuzu Takashina sebagai jurnalis, dan Daisuke Kasada sebagai mission specialist.

Mereka mengemban misi yang terbilang rumit. Belum lagi banyak protokol atau aturan yang pantang dilanggar oleh awak atau kru.

Commander bertugas menerjemahkan hal-hal apa saja yang terjadi dan dilakukan masing-masing kru setiap hari.

 

Apa saja yang harus dilakukan Venzha Christ dan ketiga kru lainnya saat menjalani simulasi perjalanan ke Mars di dalam Shirase 5002? Bersambung ke Catatan Kecil Venzha Christ Jalani Simulasi Hidup di Planet Mars (Bagian IV)