Liputan6.com, Cirebon - Tumpukan sampah di bibir pantai Kota Cirebon menghambat aktivitas nelayan sekitar. Seperti yang ada di kawasan Pantai Kesenden Kelurahan Kesenden, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon. Tumpukan sampah plastik yang diketahui sudah 5 tahun tersebut berimbas pada perekonomian nelayan.
"Kalau datang dari melaut mau bersandar ke dermaga di kawasan kami nelayan harus nunggu air pasang dulu sekitar empat jam. Kondisi ini akan menurunkan kualitas ikan hasil tangkapan mereka," kata Lurah Kesenden Kota Cirebon Ruliyanto saat meninjau pengerukan sungai Kedung Pane Tangkil, Kamis (23/9/2021).
Advertisement
Baca Juga
Dia mengatakan sedimentasi dan sampah yang menumpuk di kawasan bibir Pantai Kota Cirebon dikeruk menggunakan alat berat. Pengerukan dilakukan untuk memudahkan aktivitas nelayan Kesenden.
Ruli mengatakan, sedimentasi mencapai 1,5 meter. Bahkan, tumpukan sampah sudah menutup bibir pantai Kesenden sepanjang sekitar 1 kilometer.
"Keluhan dari nelayan langsung direspon Pemda Kota Cirebon dengan meminta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung untuk mengeruk sungai dengan alat berat," kata Rulianto.
Akibat sedimentasi dan sampah, pendapatan nelayan menurun drastis. Penyebabnya, lalu lintas nelayan Cirebon terganggu, sehingga tangkapan ikan berkurang.
Saksikan video pilihan berikut ini
Ratusan Nelayan Terdampak
Ditambah lagi air laut tercemar sampah. Berdasarkan laporan warga, kata Rulianto, sampah berasal dari hulu yang terbawa saat debit air tinggi.
"Warga mengaku tidak ada yang buang sampah sungai atau di pantai. Sementara para nelayan juga langsung melaporkan kepada kami," kata Rulianto.
Di Kelurahan Kesenden terdapat 170 nelayan yang bergantung hidupnya dari melaut. Hasil tangkapan ikan dijual langsung ke masyarakat atau di pelelangan ikan wilayah setempat.
Sementara itu, Sekretaris Rukun Nelayan Samadikun Kota Cirebon, Sofyan mengapresiasi langkah Pemda Kota Cirebon yang langsung merespon keluhan nelayan. "Semoga upaya yang dilakukan pemda yang terbaik untuk para nelayan," ujarnya.
Ia berharap pengerukan bisa dilakukan secara rutin sebelum musim hujan. Sehingga, saat musim melaut nanti lalu lintas perahu nelayan tidak terganggu.
Advertisement