Liputan6.com, Palembang - Kota Palembang sempat menjadi daerah, dengan zona merah terlama di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Status zona merah disumbangkan dari 18 kecamatan di Kota Palembang Sumsel, dengan angka penularan COVID-19 yang terus meningkat.
Namun kini, Kota Palembang sudah terbebas dari zona merah COVID-19. Ibu Kota Sumsel ini, berstatus zona orange dan menjalankan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3.
Di awal wabah COVID-19, salah satu daerah penyumbang penularan COVID-19 berasal dari Kecamatan Sako Palembang.
Advertisement
Baca Juga
Hal tersebut diungkapkan Camat Sako Palembang Amiruddin Sandy. Dia mengatakan, Kecamatan Sako selalu masuk tiga besar penularan COVID-19 tertinggi di Sumsel.
“Di kondisi sedang parahnya COVID-19, memang Kecamatan Sako selalu masuk peringkat 3 besar pasien COVID-19 tertinggi,” ucapnya kepada Liputan6.com di Palembang, Kamis (23/9/2021).
Kendati daerah yang dipimpinnya masuk dalam kawasan tertinggi COVID-19, Amir, sapaan akrabnya, terus menyosialisasikan protokol kesehatan (prokes) ke masyarakat.
Termasuk menggunakan masker setiap ke luar rumah, menjaga jarak, mengkonsumsi makanan sehat, cuci tangan hingga vaksinasi COVID-19. Karena, ada sekitar 100.000 jiwa penduduk di Kecamatan Sako Palembang.
“Alhamdulillah, saya lihat prokes sudah membudaya ke masyarakat. Jadi memang kesadaran dari diri sendiri sudah muncul. Apalagi, sudah banyak pengalaman melihat situasi yang ada,” katanya.
Dulunya Kecamatan Sako Palembang masuk zona merah COVID-19. Namun kini, keadaan sudah membaik, Kecamatan Sako Palembang pun sudah berstatus zona kuning. Serta terus menggalakkan bantuan, ke para pasien COVID-19 yang menjalankan isolasi mandiri (isoman).
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Pasokan Vitamin
“Jika ada keluarga pasien COVID-19 yang sedang isoman, memang berasal dari keluarga tak mampu. Kami akan menggalang bantuan, untuk mencukupi kebutuhan sembako mereka,” ujarnya.
Sementara itu, Ria (34), warga Palembang yang kini tinggal di Jambi. Dia sempat ketakutan, apalagi ibunya tinggal di kawasan dengan status zona merah.
“Ibu saya masih tinggal di Kecamatan Sako, sedangkan saya tinggal di Jambi. Sempat cemas dengan ibu, takut tertular COVID-19. Makanya saya terus memantau, agar ibu tidak tertular COVID-19. Salah satunya dengan menyuplai vitamin dan alat prokes,” ungkapnya.
Advertisement