Sukses

Tolong, Korban Badai Seroja di Adonara Kini Mengalami Krisis Air Bersih

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa kekeringan ekstrem yang ditandai dengan hari tanpa hujan hanya terjadi di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Liputan6.com, Flores Timur - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa kekeringan ekstrem yang ditandai dengan hari tanpa hujan hanya terjadi di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kekeringan ini menyebabkan debit air di sumber mata air mulai berkurang. Hal ini menyebabkan masyarakat mengalami krisis air bersih. Krisis air bersih juga dialami korban bencana seroja di desa Nelelamadike, Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, NTT.

“Kebutuhan air bersih di wilayah itu tidak tercukupi sampai saat ini. Hal itu disebabkan, wilayah itu tidak memiliki sumber mata air,” ungkap Kepala Desa Nelelamadike, Pius Padeng, kepada wartawan, Kamis (23/9/2021) siang.

Selama ini, warga memanfaatkan tadahan air hujan atau terpaksa membeli air tangki.

“Untuk penanganan korban bencana, pihak desa memanfaatkan satu unit mobil tangki pemberian BPBD dan juga satu unit mobil bantuan Kementerian PUPR yang dikelola paroki setempat,” sebutnya.

Ia mengatakan, korban bencana diberi secara gratis. Baik mobil BPBD yang dikelola maupun mobil bantuan PUPR yang dikelola Romo Deken. Ketika masyarakat butuh, pelayanan akan diberi secara gratis. Selama ini kita layani pakai pola itu.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Pembangunan Rumah Korban Badai Seroja

Terkait pembangunan rumah untuk korban bencana, saat ini tahap pematangan lahan sudah hampir rampung dan proses pembangunan rumah oleh PT Adi Karya sedang berjalan.

"Sudah ada empat unit rumah tipe risha sedang dibangun," jelasnya.

Ia menambahkan, sambil menunggu pembangunan rumah, pihak caritas nasional melalui Caritas Keuskupan Larantuka membangun 40 unit hunian sementara bagi korban bencana.

"Satu sudah dibangun, lainnya masih dalam proses. Targetnya, bulan Oktober sebelum musim hujan, hunian sementara ini sudah bisa ditempati," tutupnya.

Sementara itu, Kepala Desa Oyangbarang, Laurensius Lega Ama mengaku kebutuhan air bersih bagi korban bencana di desanya terpenuhi dengan baik.

"Kami ada sumber mata air, sehingga kebutuhan air untuk korban bencana terpenuhi," katanya.