Sukses

Pesawat Angkut BBM 'Nyungsep' di Perbatasan Kaltara

Pesawat jenis Karavan PK-SNP Samart Aviavion tergelincir di Bandara Yuvai Semaring, Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara).

Liputan6.com, Tarakan - Pesawat jenis Karavan PK-SNP Samart Aviavion tergelincir di Bandara Yuvai Semaring, Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), Senin (27/9/2021) sekitar pukul 13.23 Wita.

Pesawat pengakut Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar sebanyak 1.200 liter untuk kepentingan PLN itu diduga tergelincir karen rem blong. Akibatnya, saat pesawat tersebut mendarat, roda kiri pesawat itu keluar runway dan masuk parit.

Berdasarkan data milik Dandim 0911/NNK (Nunukan) yang beredar, sebelum tergelincir, pesawat jenis karavan ini sempat melaporkan situasi untuk pendaratan ke petugas Airnav di Bandara Yuvai Semeriang.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Cuaca Cerah

Saat itu, pilot yang menerbangkan pesawat melaporkan kondisi kecepatan angin dalam kondisi normal, yakni 8 knot. Usai melaporakan kondisi untuk pendaratan, pesawat tersebut diizinkan untuk mendarat di Bandara.

Saat akan mendarat, posisi roda pesawat untuk pendaratan diketahui berada posisi normal. Namun, setelah melakukan pendaratan pesawat tersebut tidak dapat mengerem hingga tergelincir kurang lebih 1 kilometer dari avron.

Dalam insiden ini tidak ada korban jiwa, hingga berita ini diturunkan, pesawat pengangkut BBM PLN itu belum dievakuasi. Hal ini dikarenakan masih menunggu tim dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tarakan.

Terkait hal tersebut, Camat Krayan, Heberly mengakui adanya pesawat tergelincir di Bandara Yuvai Semaring. Pesawat itu tergelincir saat di bandara saat membawa BBM dari Tarakan menujuh Krayan, Kabupaten Nunukan.

"Saat ini pesawat belum dilakukan evakuasi, rencananya pesawat akan dievakuasi besok (Selasa) oleh tim KNKT dari Tarakan," kata Heberly.

3 dari 3 halaman

Pemeriksaan KNKT

Heberly menuturkan, sebelum tergelinci sang pilot sudah melaporkan kondisi pendaratan dalam posisi aman. Begitu juga dengan kecepatan angin di Bandara Yuvai Semaring terpantau dalam kondisi normal.

"Diduga karena rem blong saja, karena semua sudah dilaporkan aman dan normal, jadi pada saat mendarat rem blong sehingg pesawat keluar runway," tutur Camat Krayan.

Heberly memastikan, dalam inseden tergelincirnya pesawat ini tidak ada korban jiwa, baik pilot dan co pilot sudah diterbangkan kembali ke Tarakan guna memudahkan komunikasi dengan tim KNKT.

"Kalau kondisi pesawat mengalami rusak di bagian baling-baling, selain itu shock pesawat patah dan sayap sebelah kiri menyentuh tanah," memungkasi.