Sukses

Cirebon Masuk Musim Hujan, Waspada Titik Rawan Bencana

Bencana yang terjadi di Kota Cirebon diprediksi merupakan kejadian berulang yang ada di beberapa titk rawan bencana.

Liputan6.com, Cirebon - Sejumlah kesiapan dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya bencana di Kota Cirebon. BMKG memprediksi curah hujan di Kota Cirebon akan terjadi mulai Oktober 2021.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon Agus Mulyadi mengatakan, berdasarkan prediksi BMKG, curah hujan yang terjadi di Kota Cirebon akan lebih tinggi.

"Prediksi BMKG puncak curah hujan di bulan Januari. Kami sudah melakukan antisipasi dan apel gabungan menindaklanjuti rapat koordinasi teknis," ujar Agus di Pemkot Cirebon, Rabu (29/9/2021).

Agus mengaku sudah melakukan pemetaan sarana prasarana yang dimiliki, mulai dari personel gabungan hingga kondisi kesiapan logistik.

Berdasarkan pemetaan, pengakuan dari kepala BPBD Kota Cirebon beberapa hal sudah disiapkan. Hanya saja, Pemkot Cirebon akan menambah logistik.

"Prinsipnya siap tinggal SOP-nya seperti apa kalau terjadi bencana agar penanganannya tidak terlalu lama," kata Agus.

Saksikan video pilihan berikut ini

2 dari 2 halaman

Banjir Besar

Dari hasil pemetaan sementara, titik rawan bencana wilayah Kota Cirebon yakni Jalan Cipto Mangunkusumi, Terusan Pemuda, Kalijaga terjadi genangan.

Selain itu, titik rawan lain yakni di kawasan Larangan berpotensi terjadi longsor. Sementara itu, Pemkot Cirebon akan melakukan antisipasi seperti pembenahan drainase, normalisasi saluran air, dan kerja bakti.

"Kami sudah mempersiapkan anggaran untuk kebencanaan. Informasi BMKG prediksi curah hujan lebih tinggi," kata Agus.

Kepala pelaksana BPBD Kota Cirebon Khaerul mengaku siap menghadapi bencana hidrometerologi. Dia mengatakan, hasil prediksi BMKG, curah hujan lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Dia menambahkan, berdasarkan data tiga tahun lalu, kejadian bencana akan terulang kembali tahun ini. Di antaranya banjir besar di Kota Cirebon.

"Jika tidak segera ditanggulangi maka bencana banjir besar akan terjadi. Kondisi peralatan sudah siap dan laik pakai, siap digunakan apabila terjadi kedaruratan kebencanaan. Kalau dianggap kurang sudah koordinasi dan pendataan alat kebencanaan dengan Lanal dan Polres. Insya Allah cukup," sebut dia.