Sukses

KILAS NUSANTARA: Bocah di Sukabumi Tersambar Petir Saat Main Game Online

Berikut berita-berita dari berbagai daerah yang dirangkum Liputan6.com dalam Kilas Nusantara.

Liputan6.com, Jakarta - Kejadian ini perlu menjadi pelajaran untuk banyak orang. Seorang remaja 14 tahun di Sukabumi terbakar usai tersambar petir saat sedang bermain game online saat cuaca buruk. Peristiwa nahas itu terjadi di Kampung Cigoong, Desa Pulosari, Kalapanunggal. Akibatnya tubuh bocah tersebut melepuh dan langsung dirawat di RSUD Sukabumi.

Pihak rumah sakit mengatakan, korban mengalamai luka bakar 20 persen dan masih susah berkomunikasi. Sementara pihak keluarga korban membenarkan kejadian itu. Saat peristiwa terjadi kondisi sedang hujan petir. Bahkan saat itu juga ada televisi tetangganya yang rusak akibat tersambar petir.

 

 

2 dari 3 halaman

Viral Video Kafe Disulap Jadi Diskotik Tanpa Prokes

Video sebuah kafe disulap menjadi tempat dugem viral di media sosial. Pasalnya kerumunan itu terjadi di tengah aturan PPKM yang masih berlaku, apalagi tidak ada izin mengubah kafe menjadi diskotik. Usut punya usut kafe dalam video tersebut berada di Malang.  Video tersebut memperlihatkan kerumunan orang tanpa protokol kesehatan menikmati pentunjukan musik elektronik.

Terkait video viral tersebut, Kasat Samapta Polresta Malang Kota Kompol Syabain Rahmad Kusriyanto mengatakan, pihaknya telah dua kali mendatangi lokasi sejak video tersebut menyebar di media sosial. Pihaknya, kata Syabain, telah menegur pengelola kafe agar tetap menerapkan protokol kesehatan dengan sejumlah aturan. Apalagi di tempat tersebut sering terjadi kerumunan orang.

 

 

 

3 dari 3 halaman

Bocah Terjatuh ke Jurang Saat Kejar Layangan Putus

Seorang pelajar SMP atas nama Azhar, yang juga warga Desa Cikuya, Kecamatan Culamega, Kabupaten Tasikmalaya, terjatuh ke jurang saat tengah mengejar layangan putus, Akibatnya bocah 13 tahun itu meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan medis rumah sakit. Azhar mengalami luka serius pada bagian kepala akibat terbentur batu besar. Diduga kuat, korban tidak melihat pijakan karena matanya fokus pada layangan putus, sehingga dirinya terjatuh ke jurang.

Kepala Dusun Daracana Yaya Sutisna membenarkan peristiwa itu. Dirinya mengatakan, korban sempat dipindah ke rumha sakit yang lebih besar lantaran keterbatasan alat. Sampai di rumah sakit yang dituju, kondisi korban kritis dan akhirnya meninggal dunia.

Â