Liputan6.com, Palu - Ikrar kesetiaan kepada NKRI diucapkan salah satu narapidana terorisme yang pernah bergabung dalam kelompok MIT.
Ikrar itu diucapkan Muhamad Basri bin Barjo alias Bagong napi terorisme, mantan anggota MIT yang ditangkap aparat tahun 2016 lalu di Poso.
Advertisement
Baca Juga
Dalam video yang dibagikan oleh Aparat Satgas Madago Raya kepada jurnalis di Kota Palu, tampak Basri yang mengenakan baju lengan panjang putih mencium bendera merah putih dengan diiringi lagu ‘Padamu Negeri’, sementara di sekelilingnya berbaris sejumlah petugas lapas.
Menurut Penanggungjawab Kendali Operasi (PJKO) Madago Raya, Irjen Pol. Rudy Sufahriadi, sumpah setia Basri itu dilakukan pada Sabtu (2/10/2021) di tempat penahanannya.
"Telah dilaksanakan ikrar setia NKRI dan lepas baiat oleh satu orang narapidana kasus terorisme di Lapas Khusus Kelas II A Karanganyar Nusakambangan," sebut Rudy kepada wartawan, Sabtu (2/10/2021).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak Video Pilihan Ini:
Ajakan Basri untuk Anggota MIT Kembali ke NKRI
Di video lainnya, Basri yang merupakan pelatih menembak semasa masih bergabung dengan kelompok teror tersebut kembali menyerukan agar para anggota MIT yang masih bersembunyi di hutan dan pegunungan di sulawesi tengah untuk mengakhiri aksi kekerasan mereka dan menyerahkan diri kepada aparat.
“Adik-adikku yang ada di gunung, saya kakak antum, saya mencintai kalian, sudahlah kita hentikan kekerasan ini. Saya akan jemput kalian jika ingin. Kembalilah ke NKRI. Saya mencintai kalian karena Allah,” Basri menyerukan.
Sementara itu, Wakasatgas Humas Operasi Madago Raya, AKBP Bronto Budiyono menanggapi video ikrar Basri itu berharap hal yang sama dilakukan oleh napiter lainnya agar menggugah para pelaku teror untuk kembali ke NKRI.
"Menyambut baik apa yang telah dilakukan oleh Napiter karena telah lepas baiat dan kembali setia kepada NKRI," kata Bronto.
Semasa bergabung dalam MIT Basri sendiri adalah anak buah Santoso, pimpinan MIT yang tewas ditembak aparat pada tahun 2016 lalu di Poso. Basri ditangkap aparat tidak lama setelah peristiwa itu.
Aparat menyebut perubahan pemahaman basri terjadi sejak mengikuti program penggalangan antar narapidana yang diselenggarakan oleh tim Satgassus Densus.
Advertisement