Liputan6.com, Bali - Pangdam IX Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak menginisiasi pemanfaatkan sumber air sungai untuk pertanian dan konsumsi.
Melalui proses panjang dan melelahkan, terlebih lima tahun lalu pompa hidran yang dibangun di Wonogiri sempat gagal, namun tidak membuat Panglima Kodam IX Udayana itu menyerah.
Baca Juga
Sekitar 1 tahun sebagai Pangdam Udayana, Jenderal Bintang Dua itu akhirnya dapat membangun pompa hidran di sungai Desa Tanguntiti, Selemadeg Timur, Tabanan, Bali.
Advertisement
Pompa hidran dapat mengairi areal pertanian yang mencapai 220 hektar di Kecamatan Selemadeg Timur, khususnya di Subak Lanyah Delod.
Pembangunan pompa hidran di Desa Tanguntiti, Selemadeg Timur, Tabanan memanfaatkan sumber tenaga yang berasal dari gravitasi air sungai. Proses itu diklaim pertama kali dalam sejarah di Indonesia dan diresmikan kemaren, Kamis 8 Oktober 2021.
Peresmian pompa hidran tersebut dihadiri para pejabat Forkompimprov Bali seperti Gubernur Bali, I Wayan Koster, Kapolda Bali, Irjen Pol Putu Jayan Danuputra, Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya, para tokoh masyarakat hingga warga kampung.
Dalam kesempatan itu cukup banyak yang mengapresiasi gagasan Kodam Udayana yang menciptakan pompa hidran untuk kebutuhan air bersih maupun sumber air untuk pertanian dan kebutuhan warga lainnya.
Apresiasi itu setidaknya dikemukakan Bupati Tabanan dan salah satu tokoh masyarakat yang diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya.
Adapun Pangdam IX Udayana mengemukakan, pengolahan pompa hidran hanya mengandalkan sumber gravitasi air sungai. Jadi, tidak ada aliran listrik untuk mengairi areal pertanian dan kebutuhan air bersih bagi warga yang tinggal di atas sungai.
"Langkah ini sangat efisien dari segi pembiayaan dan dapat bermanfaat bagi masyarakat yang tinggal di atas sungai dan yang dulu susah mendapatkan air bersih maupun untuk mengairi lahan pertanian yang luas," terang perwira tinggi TNI AD tersebut.
Sebelumnya, pembangunan pompa hidran juga digencarkan pihaknya di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT). Hingga saat ini sebanyak 150 pompa hidran telah terpasang dan mengalirkan air ke ladang serta rumah penduduk di sekitar wilayah NTT. "Kami menargetkan bakal menyelesaikan 202 titik pompa hidran untuk memastikan warga di NTT mudah mendapatkan air bersih," ujarnya.
Bahkan dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Kabupaten TTS, NTT, kehadiran pompa hidran dalam penyediaan air bersih berpengaruh positif terhadap penurunan angka kematian ibu dan anak, stunting, kemiskinan dan konflik sosial di TTS, NTT.
Sementara itu, Gubernur Bali, I Wayan Koster mengaku malu dengan Pangdam IX Udayana. Sebab, selama ini Pemprov Bali atau selama tiga tahun dia menjabat Gubernur belum mampu memberikan kontribusi atau belum mampu memberikan solusi bagi masyarakat yang selama ini kesulitan untuk mendapatkan air.
"Kedepannya kami akan masukan program ini di APBD agar pompa hidran bisa terus berjalan dan petani bisa tenang tanpa takut kekurangan air," ungkapnya.