Sukses

Dies Natalis ke 60 FK Undip, Upayakan Segera Pembelajaran Tatap Muka

Fakultas Kedokteran sudah disetting masuk di era digital sehingga adanya Covid-19 ini memdorong kemandirian lebih cepat masuk pendidikan berbasis digital

Liputan6.com, Semarang - Dekan Fakultas Kedokteran Undip Prof Dr dr Dwi Pudjonarko, M.Kes, Sp.S. (K) mengatakan perayaan dies natalis menunjukkan peran kepedulian FK Undip di kalangan pendidikan kedokteran dan kesehatan Indonesia dalam membantu pemerintah dalam tugas pendidikan tinggi.

"Perjalanan panjang Fakultas Kedokteran Undip dengan berbagai torehan sejarah dan prestasi telah mengantarkannya mencapai usia 60 tahun. Semoga acara ini semakin memperkokoh silaturahmi kita untuk bersama bersinergi berkarya bagi kejayaan FK Undip kedepannya," tutur Prof Dwi Pudjonarko saat charity night di Gedung SMI Semarang, Sabtu, 2 Oktober 2021.

Sebelumnya, 1 Oktober 2021 sebagai hari lahir Fakultas Kedokteran Undip diisi orasi ilmiah Guru Besar Fakultas Kedokteran Prof Dr dr Winarto DMM, Sp.MK., Sp.M(K) dan Prof. Dr. dr. Suprihati Sp.THT-KL (K) dengan tema Pendidikan Kedokteran di Era Milenial.

Puncak perayaan yang digelar secara sederhana melalui daring dan luring ini diisi dengan Talkshow nasional dengan tema Perguruan Tinggi Menjawab Tantangan Pendidikan di Era Pandemi Covid-19.

Selain itu juga diisi berbagai seni budaya dari civitas akademika FK Undip dan ditutup dengan charity night di Gedung SMI Semarang, Sabtu, 2 Oktober 2021.

Ketua Panitia Dies Natalis ke- 60 FK Undip, dr Yan Wisnu Prajoko, M.Kes., Sp.B (K) Onk mengatakan perayaan puncak Dies Natalis Ke-60 FK Undip ini sebagai rasa syukur telah melewati proses yang panjang dan membuat semakin matang dan berdiri kokoh hingga saat ini.

"Kegiatan puncak dies natalis ini merupakan momen untuk bersinergi dengan berpedoman kepada tri dharma perguruan tinggi," katanya.

Talkshow nasional dengan tema Perguruan Tinggi Menjawab Tantangan Pendidikan di Era Pandemi Covid-19 ini menghadirkan Ketua PB IDI dr. Daeng M Faqih, S.H, M.H, Rektor Undip Prof Dr Yos Johan Utama SH M.Hum, Prof dr Budu MMedEd SpM(K) PhD, Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) dan Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D. (Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Dirjen Dikti, Kemendikbudristek) serta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Dr Daeng mengatakan pendidikan kedokteran di masa pandemi ini memang penuh tantangan karena lebih banyak memanfaatkan teknologi dalam pembelajarannya.

 

Simak video menarik berikut ini

2 dari 2 halaman

Percepat Pembelajaran Tatap Muka

Namun menurutnya kedokteran tidak bisa jika hanya melakukan pembelajaran secara online karena harus melakukan praktik sehingga menghasilkan doktor-dokter yang tidak hanya andal tapi juga beretika.

Prof Budu menyatakan pendidikan kedokteran memang yang paling memiliki dampak karena Covid-19. Bukan hanya pendidikan di kampus namun juga persoalan layanan kesehatan di rumah sakit yang didalam ada dosen dan mahasiswa.

"Namun fakultas kedokteran sudah disetting masuk di era digital sehingga adanya Covid-19 ini memdorong kemandirian lebih cepat masuk pendidikan berbasis digital dan mempercepat implementasi kampus merdeka," ungkapnya.

Prof Aris menambahkan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Kemenkes untuk pembukaan pembelajaran tatap muka untuk perguruan tinggi. Nantinya jika sudah pembelajaran tatap muka juga akan diakses melalui aplikasi PeduliLindungi.

"Saat ini masih ada empat universitas yang menggunakan PeduliLindungi," katanya.

Dikti juga selama pandemi Covid-19 juga melakukan pelatihan gratis untuk dosen, civitas akademika bagaimana melakukan pembelajaran daring secara efektif, termasuk menyediakan modul-modul yang bisa diakses mahasiswa dan dosen secara produktif.

"Itulah upaya kita dalam proses pembelajaran selama pandemi Covid-19, "ungkapnya

Prof Yos Johan menambahkan pembelajaran online dan offline di masa pandemi Covid-19 memang ada kelebihan dan kekurangannya.

Menurutnya pelajaran yang selama ini diberikan saat online dan berpotensi hilang akan dikembalikan lagi saat tatap muka sehingga akan menghasilkan lulusan yang berintegrasi.

"Dokter harus punya integritas dan mampu mengembangkan diri. Kalau tidak ada integritas akan orientasi jualan saja. Dan saya yakin semua dosen, tenaga pendidik dan mahasiswa Undip mempunyai integritas," ujarnya.

Ganjar Pranowo mengatakan selama 5 tahun ini Undip mengalami kemajuan yang pesat dan menjadi perguruan tinggi papan atas Indonesia. Prestasi itu, lanjut Ganjar harus tetap dipertahankan.

"Terlebih Fakultas Kedokteran juga menghasilkan dokter-dokter yang mempunyai kreativitas dan mempunyai rasa kemanusiaan tinggi dan melakukan pelayanan yang prima. Dimanapun kita bekerja pelayanan prima itu wajib apalagi ketika heboh-hebohnya Covid-19 profesi kedokteran dan kesehatan semua bekerja dengan baik," ujarnya