Liputan6.com, Poso - Puluhan mantan narapidana terorisme (napiter) di Poso mengucap ikrar setia kepada NKRI. Mereka juga meminta para buronan MIT yang masih bersembunyi di hutan dan pegunungan untuk turun dan menyerahkan diri secara baik-baik.
Baca Juga
Advertisement
Ikrar setia kepada NKRI itu diucapkan oleh 23 mantan napiter di Pantai Kelurahan Madale, Kecamatan Poso Kota Utara, Senin (11/10/2021). Mayoritas para eks napiter tersebut adalah mantan anak buah Santoso, pimpinan MIT yang tewas pada tahun 2016 lalu.
Supriadi alias Upik Pagar yang sempat mendekam di Lapas Nusakambangan memimpin pembacaan ikrar itu di bawah bendera merah putih dan disaksikan langsung Kapolda Sulteng, Irjen Pol. Rudy Sufahriadi.
"Kami setia kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Kedua, patuh dan taat pada hukum, ketiga menolak untuk terlibat pada paham yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD, keempat bersama dengan pemerintah dan masyarakat membangun Poso yang aman, damai, dan sejahtera. Semoga Allah meridai sumpah kita," Supriadi mengucap ikrar yang disambut takbir oleh eks napiter lainnya, Senin (11/10/2021).
Momen ikrar setia kepada NKRI itu juga digunakan Supriadi dan kawan-kawannya untuk meminta para buron teroris yang masih bersembunyi di hutan dan Gunung Poso untuk mengakhiri pelarian dan menyerahkan diri secara baik-baik kepada aparat. Menurut dia, apa yang diperjuangkan empat orang buron yang tersisa adalah hal yang sia-sia.
"Tidak ada lagi konflik. Sekarang tidak ada alasan kita untuk memerangi NKRI, apa yang mau diperangi? Apa yg mereka perjuangkan ini tidak jelas. Ayo turun gunung kembali ke masyarakat dan membangun Poso yang damai," Supriadi meminta.
Sementara itu, Kapolda Sulteng yang juga Penanggungjawab Kendali Operasi Madago Raya, Irjen Pol Rudy Sufahriadi berharap ikrar dari para mantan anggota kelompok radikal di Poso itu memicu kesadaran mereka yang berpaham radikal di wilayah lainnya.
"Saya bersyukur mereka sudah di jalan yang benar dan menolak intoleransi. Semoga ini jadi contoh dan diikuti oleh para DPO yang masih sembunyi. Kami tidak ingin ada peluru lagi yang keluar," Irjen Pol Rudy Sufahriadi mengharapkan.