Sukses

Petaka Susur Sungai Renggut Nyawa 11 Siswa di Ciamis, Pesantren Belum Keluarkan Izin?

Saat itu kondisi debit air sungai sebetulnya terbilang tenang, namun nahas tidak jauh dari lokasi terdapat pertemuan dua arus sungai yang memungkinkan terjadinya arus cukup kuat di lokasi itu.

Liputan6.com, Ciamis - Kegiatan susur sungai yang dilakukan sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Harapan Baru di kabupaten Ciamis, Jawa Barat merenggut nyawa 11 siswa, setelah hanyut tersapu aliran sungai Cileueur, Desa Utama, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jumat petang.

Bupati Ciamis Herdiat Sunarya yang mengikuti langsung pencarian korban mengatakan, berdasarkan keterangan pihak sekolah, kegiatan susur sungai bukan hal baru bagi siswa baru MTs harapan baru.

“Sebetulnya rutin dilaksanakan MTs Harapan Baru di Pesantren Cijantung Ciamis,” ujarnya, Jumat (15/10/2021) petang.

Saat itu kondisi debit air sungai sebetulnya terbilang tenang. Namun nahas tidak jauh dari lokasi terdapat pertemuan dua arus sungai yang memungkinkan terjadinya arus cukup kuat di lokasi itu.

“Pusarannya cukup dalam, dan 11 jenazah yang ditemukan juga dalam satu titik,” kata dia.

Berdasarkan keterangan pihak sekolah, total sebanyak 150 siswa ikut dalam kegiatan susur sungai tersebut. Dari jumlah itu, sekitar 139 siswa sudah kembali ke sekolah, namun sisanya sekitar 11 menjadi korban.

“Yang tidak kembali kena musibah meninggal dunia 11 orang. Yakni 8 laki-laki dan 3 perempuan,” ujar dia di RSUD Ciamis.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Belum Ada Izin Pesantren?

Menurutnya, musibah hanyutnya 11 siswa tersebut cukup berat bagi pihak sekolah dan keluarga korban. Ia berharap tidak ada lagi korban yang meninggal setelah musibah tersebut.

“Kami atas nama Pemerintah Kabupaten Ciamis menyatakan turut berduka cita yang mendalam atas musibah ini,” kata dia.

Namun keterangan berbeda justru keluar dari pihak pesantren yang mengakui jika kegiatan tersebut belum mendapatkan izin dan restu pihak pesantren.

"Kami pihak pesantren tidak mengetahui mengenai kegiatan susur sungai itu walaupun lokasinya dekat dengan lingkungan pesantren," ujar Rifai salah satu pengurus pondok pesantren Cijantung.

Seperti diketahui mayoritas para korban merupakan santri dari Pesantren Cijantung, namun saat kegiatan susur sungai justru pihak pesantren belum mendapatkan informasi.

"Dari seluruh korban tersebut semuanya merupakan santri dan santriwati dari pondok pesantren Cijantung," kata dia.