Sukses

OJK Cirebon Sebut Kondisi Ekonomi Membaik Meski Masih Pandemi Covid-19

Penambahan modal usaha serta tujuan konsumtif menjadi salah satu faktor penggerak ekonomi di tengah masyarakat di tengah pandemi covid-19

Liputan6.com, Cirebon - Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon mencatat pertumbuhan ekonomi di wilayah Ciayumajakuning semakin membaik.

Pertumbuhan ekonomi tersebut seiring dengan turunnya kasus harian covid-19 dan pemulihan mobilitas warga di Pantura Jawa Barat.

"Angka positif pada seluruh sektor yang meliputi Perbankan, Industri Keuangan Non-Bank (IKNB), dan pasar modal," kata Kepala OJK Cirebon Fredly Nasution kepada wartawan, Sabtu (30/10/2021).

Dia menyebutkan, di sektor perbankan, penyaluran Dana Pihak Ketiga (DPK) dan kredit bank konvensional sejak September 2021 menunjukkan tren positif sebesar 9,93 persen atau Rp41,17 triliun.

Dibandingkan September tahun 2020, pertumbuhan di angka 3,53 persen atau Rp 35,6 triliun. Tren positif pertumbuhan ekonomi juga terjadi pada bank umum syariah dan unit usahanya.

Fredly menyebutkan, untuk DPK pada bank syariah tahun 2021 mencapai Rp 2,87 triliun atau 10,83 persen. Penyaluran pada tahun 2020 mencapai Rp 2,74 triliun atau 11,61 persen.

"Peningkatan kredit dan pembiayaan pada bank umum di tengah pandemi Covid-19 dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian, terlihat dari level kredit bermasalah yang terjaga di level 2,35 persen untuk bank konvensional dan 2,58 persen pada bank syariah," kata dia.

Dari pertumbuhan tersebut, kata dia, menggambarkan kondisi perbankan tetap komitmen mendukung pemulihan ekonomi. Dia mengatakan, penambahan modal usaha serta tujuan konsumtif menjadi salah satu faktor penggerak ekonomi di tengah masyarakat.

Sementara itu, pertumbuhan DPK pada sektor Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di angka Rp 2,50 triliun atau 3,89 persen tahun 2021. Sebelumnya, pertumbuhan di angka Rp2,36 triliun atau 14,26 persen.

"Ini menjadi indikator bahwa masyarakat makin mempercayai BPR sebagai tempat menyimpan dana dalam bentuk tabungan dan deposito," kata dia.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Pasar Modal

Secara umum, lanjut Fredly, kinerja BPR di Wilayah 3 Cirebon cukup baik. Di tengah fase pemulihan ekonomi yang membuat fungsi intermediasi perbankan belum optimal.

Pertumbuhan positif BPR ini menjadi salah satu parameter pengawasan dan pembinaan Kantor OJK terhadap 21 BPR di wilayah 3 Cirebon berjalan sesuai fungsi yang diamanatkan Undang-Undang.

"Sampai dengan 30 September 2021, BPR di wilayah kerja Kantor OJK Cirebon telah merestrukturisasi kredit terhadap 3.371 debitur UMKM dengan nominal sebesar Rp168,1 miliar dan 360 debitur non UMKM dengan nominal Rp6,3 miliar," sebut Fredly.

Di sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB), pembiayaan oleh perusahaan pembiayaan dan modal ventura di wilayah kerja Kantor OJK Cirebon per Agustus 2021 mencapai Rp5,38 triliun. Pembiayaan didominasi motor, mobil, dan permodalan usaha.

Selain perbankan, tutur Fredly, perusahaan pembiayaan merupakan salah satu industri yang cukup banyak melakukan restrukturisasi kredit atau pembiayaan.

"Data per September 2021, relaksasi telah dilakukan terhadap 126.834 debitur dengan total pembiayaan yang direktrukturisasi sebesar Rp3,41 triliun. Pada industri asuransi, premi posisi Triwulan 2 - 2021 terdapat peningkatan signifikan yaitu menjadi Rp1,14 T pada asuransi jiwa dan Rp98,63 miliar pada asuransi umum dengan total klaim masing-masing sebanyak Rp367,37 miliar dan Rp20,98 miliar," sebut dia.

Dari sektor Lembaga Keuangan Mikro (LKM), statistik menunjukan bahwa pada triwulan 3 tahun 2021 dana pihak ketiga kelolaan LKM meningkat signifikan sebesar Rp 4,39 miliar atau 17 menjadi Rp 30,69 miliar.

Untuk baki debit pembiayaan sebesar Rp 41,13 miliar atau meningkat sebesar 2,27 persen. Sektor lainnya yaitu LKM yang dibentuk pemerintah dengan tujuan khusus atau yang lebih dikenal dengan Bank Wakaf Mikro yang fokus pada pemberdayaan masyarakat sekitar pesantren.

"Data Triwulan 3 tahun 2021 menunjukkan pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp 453 juta kepada 269 nasabah," sebut dia.

Di sektor pasar modal, sampai dengan September 2021 kepemilikan saham di wilayah Ciayumajakuning senilai Rp1,34 triliun. Jumlah investor saham yang mengalami kenaikan yang sangat signifikan yaitu sebesar 211 persen atau 46.988 investor.

Dia menjelaskan, salah satu indikator yang mendorong pertumbuhan pasar modal adalah pelaksanaan edukasi yang dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Barat bekerja sama dengan Galeri Bursa Efek Indonesia yang tersebar di enam kampus.

"Yaitu Unswagati, IAIN Syekh Nurjati, Universitas Muhammadiyah Cirebon, Universitas Wiralodra Indramayu, Universitas Majalengka, dan Universitas Kuningan," sebutnya.

Salah satu bentuk edukasi yang rutin dilakukan adalah melalui Sekolah Pasar Modal (SPM) yang sampai dengan September 2021 digelar selama 20 kali.