Liputan6.com, Bandung - Program petani milenial yang digagas Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah diluncurkan sejak 14 Februari 2021 dan kick off pelaksanaannya dimulai pada 26 Maret 2021. Sebanyak 5.000 petani milenial ditargetkan mengikuti program ini pada 2023.
Baca Juga
Advertisement
Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar Benny Bachtiar mengatakan, sampai dengan akhir Oktober 2021 pencapaian perserta petani milenial masih jauh dari target yang ditetapkan.
Sejak diluncurkan, tercatat sebanyak 8.998 orang pendaftar melalui situ resmi pemprov Jabar. Selanjutnya, dari 8.998 pendaftar dilakukan seleksi/filter 1 yakni usia minimal 19-39 tahun dan KTP Provinsi Jabar, didapatkan hasil 4.439 pendaftar yang lolos.
Pada seleksi/filter 2 yakni tidak memiliki kontrak, didapat hasil 2.240 pendaftar yang lolos. dari 2.240 calon petani milenial dilakukan seleksi lanjutan oleh pelaksana utama program Petani Milenial didapatkan hasil sebanyak 573 petani milenial, dan 54 petani milenial telah di-launching serta mendapatkan pembiayaan dari perbankan.
“Dalam rangka penguatan ketahanan pangan dan pemulihan ekonomi, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat memiliki inovasi yaitu program Petani Milenial dengan tagline, tinggal di desa rezeki kota bisnis mendunia,” katanya, Kamis (4/11/2021).
Benny mengatakan, pihaknya terus memperkuat program petani milenial. Salah satunya, menyosiasiliasikan program ini dan berkolaborasi dengan kabupaten/kota. Penguatan melalui sosialisasi dan kolaborasi dilakukan untuk mengejar target 5.000 petani milenial pada 2023.
"Dalam mencapai target 5.000 [petani milenial](rekrutmen program petani milenial "") tahun 2023, kami melakukan penguatan kolaborasi dengan kabupaten/kota. Salah satunya dengan kegiatan sosialisasi di 18 Kabupaten. Hari ini sosialisasi kami mulai di Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya dan selanjutnya di kabupaten yang lain," ujarnya.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rekrutmen Petani Milenial
Selain sosialisasi, Pemprov Jabar akan melibatkan kabupaten/kota dalam rekrutmen program petani milenial, mengubah pola pendaftaran secara daring, luring, atau kombinasi keduanya, dan adanya award bagi petani milenial dan kabupaten/kota yang berprestasi dalam mendukung program petani milenial.
Menurut Benny, pihaknya dan pemda kabupaten/kota nantinya akan berbagi peran dalam memperkuat program petani milenial. Di mana kabupaten/kota menyiapkan sumber daya manusia (SDM) petani milenial dan menyediakan lahan, sedangkan provinsi berperan mencarikan offtaker, fasilitasi permodalan melalui perbankan, serta transfer teknologi dan inovasi.
“Kami menyadari kurang bersinergi dengan kabupaten/kota di Jawa Barat, dan sekarang sinergi ini kami lakukan dengan berbagai penguatan program petani milenial,” tutur Benny.
Advertisement