Sukses

Bencana Tanah Bergerak di Cilacap, 42 Rumah Terdampak 5 di Antaranya Hancur

Dari 42 rumah yang terdampak tanah bergerak di Dayeuhluhur, Cilacap, lima di antaranya rusak berat, 8 rusak sedang, dan 4 rusak ringan

Liputan6.com, Cilacap - Hujan lebat beberapa waktu terakhir memicu bencana tanah bergerak di Dusun Cilulu, Desa Dayeuhluhur, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Dilaporkan sebanyak 42 rumah warga terdampak.

Dalam bencana tanah bergerak ini, sejumlah rumah warga rusak ringan hingga rusak berat. Rumah-rumah yang terdampak pergerakan tanah tersebut berada di RT 01 dan 03 RW XII.

Dari 42 rumah yang terdampak tanah bergerak, lima di antaranya rusak berat, 8 rusak sedang, dan 4 rusak ringan. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun warga mengungsi ke tempat yang lebih aman dengan menumpang di rumah kerabat.

Camat Dayeuhluhur, Aji Pramono mengatakan kejadian pergerakan tanah di wilayah kecamatan Dayeuhluhur ini merupakan kali kedua setelah sebelumnya terjadi di tahun 2003.

Kajian geologi di wilayah tersebut, diprediksi pergerakan tanah akan terjadi lagi 20 tahun kemudian. Ternyata, mendekati 20 tahun, tepatnya 18 tahun, gerakan tanah benar-benar terjadi dan merusak rumah warga.

“Dalam kajian geologi yang pernah dilakukan di wilayah tersebut, diprediksi pergerakan tanah akan terjadi lagi 20 tahun kemudian,” katanya, dalam keterangannya, dikutip Sabtu (6/11/2021).

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Banjir dan Longsor di Wanareja dan Majenang

Intensitas hujan yang tinggi juga mengakibatkan banjir dan tanah longsor di wilayah kecamatan Wanareja. Banjir menyebabkan air sungai Cigeugeumeuh di desa Limbangan melimpas dan menggenangi sejumlah desa dan pasar. Selain itu banjir juga menyebabkan tanah longsor di tiga dusun, akibatnya akses jalan desa tidak bisa dilalui.

Tanah longsor juga terjadi di dusun Sidamulya desa Majingklak. Tebing setinggi 10 meter dan lebar 10 longsor menutup jalan desa dan mengakibatkan putusnya aliran listrik. Di desa Purwasari banjir menyebabkan tanggul mengalami abrasi dengan panjang 18 meter dan lebar 10 meter di sungai Citanduy.

Kepala BBWS Cintanduy Bambang Hidayah mengatakan pihaknya sudah melakukan upaya penanganan banjir dengan menurunkan alat berat.

“Untuk sungai Cigeugeumeuh yang meluap, kami sudah melakukan aksi yaitu dengan menurunkan alat berat, namun kami masih kesulitan akses ke lokasi. Sementara ini alat masih stand by di desa. Rencana kami akan menurunkan dua alat untuk mengeruk sungai, hasil dari kerukan tersebut akan kami buat tanggul darurat,” kata Bambang, saat dialog dengan warga Desa Limbangan.