Liputan6.com, Yogyakarta- Membicarakan tentang Yogyakarta, biasanya tidak akan lepas dari kuliner, wisata, dan sederet kampus ternama. Namun, ada salah satu hal menarik yang wajib diketahui wisatawan sebelum berkunjung ke Yogyakarta.
Apalagi kalau bukan cerita tentang urban legend yang berkembang di kalangan masyarakat secara turun temurun. Salah satu urban legend tersebut adalah Rumah Pocong Sumi.
Bangunan tua yang terletak di Gang Soka, Jagalan, Banguntapan, Bantul ini disinyalir telah berdiri sejak 1860, saat itu Belanda masih menguasai Indonesia. Bangunan ini kabarnya juga sempat menjadi tempat tinggal Prof Dr Muhammad Rasjidi, menteri agama kedua pada zaman pemerintahan Presiden Sukarno.
Advertisement
Meskipun dari luar area tampak asri dan rapi dengan ciri khas rumah lawas, namun siapa sangka bila pada malam hari bangunan ini berubah menjadi bangunan yang menyeramkan.
Baca Juga
1. Asal Usul Munculnya Pocong Sumi
Dari kabar yang santer tersebar di masyarakat, pada 1935 bangunan ini ditinggali oleh seorang wanita bernama Sumini dan suaminya yang merupakan seorang perajin batik. Keduanya hidup dengan aman dan tenteram tanpa gangguan apa pun.
Hingga akhirnya suami Sumini melakukan perjalanan bisnis dan meninggalkan Sumini sendirian di rumah tersebut. Ketika itu sang suami telah berpesan untuk tidak menerima tamu selama dia tidak di rumah. Namun nahasnya, suatu malam tiga perampok mengetuk pintu rumah dan beralasan bahwa suaminya mengalami kecelakaan.
Tidak hanya menguras harta benda Sumini, ketiga perampok tersebut juga memperkosa dan mencekik Sumini hingga tewas. Usai peristiwa mengerikan tersebut suami Sumini memutuskan untuk meninggalkan rumah tersebut. Hingga akhirnya rumah tersebut tidak berpenghuni sampai saat ini.
2. Sosok Sumi si Pocong
Menurut pengakuan beberapa saksi mata, pocong Sumi akan menampakkan diri di teras rumahnya pada pukul 22.00 WIB, ketika jalanan mulai sepi dan gelap. Namun, kehadiran pocong Sumi ini bukan lah suatu pertanda buruk. Karena pada dasarnya pocong Sumi hanya akan berlaku jahat kepada siapa pun yang memiliki niat jahat di sekitar rumah tersebut.
3. Sosok Lain Selain Pocong Sumi
Selain sosok pocong Sumi, sosok tak kasat mata yang lain juga turut mendiami Rumah Pocong Sumi. Menurut beberapa orang yang dianugerahi indra keenam, rumah yang tidak dihuni hampir 50Â tahun ini ditinggali oleh berbagai makhluk tak kasatmata lainnya.
Makhluk-makhluk tersebut antara lain, ular dengan mahkota di kepalanya, monyet putih, harimau, hingga genderuwo dan kuntilanak. Menurut kabar yang beredar, terkadang suara wanita yang sedang tertawa juga terdengar dari rumah kosong ini.
4. Etika Berkunjung ke Rumah Pocong Sumi
Semenjak cerita seram tentang Rumah Pocong Sumi berkembang, banyak media massa dan content creator datang untuk meliput atau sekadar membagikan kisahnya. Hal tersebut dirasa cukup mengganggu masyarakat dan makhluk yang ada dengan berbagai tanda mistis yang ada.
Penjaga Rumah Pocong Sumi kini tidak memperbolehkan adanya liputan, kecuali untuk konsumsi pribadi dan tidak disebarluaskan.
Bagi siapa pun yang berminat mengunjungi rumah ini maka datang lah pukul 08.00 hingga 17.00 WIB, setelah jam tersebut Rumah Pocong Sumi tertutup rapat bagi siapa pun. Pengunjung juga wajib berpakaian sopan, tidak berkata atau memiliki niat buruk, dan tidak sembarangan memegang benda yang ada.
Pengunjung juga tidak perlu membayar tiket namun pengunjung perlu mengisi kotak yang disediakan di depan rumah sebagai dana sukarela. Dana sukarela tersebut nantinya digunakan untuk biaya perbaikan rumah.
Penulis: Yohana Nabilla