Sukses

Menggiurkan, Panen Perdana Udang Vaname di Lapas Balikpapan

Panen perdana 10 ribu ekor udang Vaname hasil budidaya yang dilakukan warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Balikpapan, pada Jumat (12/11/2021) pagi.

Liputan6.com, Balikpapan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Balikpapan panen perdana 10 ribu ekor udang vaname hasil budidaya yang dilakukan warga binaan, Jumat (12/11/2021).

Panen perdana udang vaname ini di juga dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Kaltim Sofyan, Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud, Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Balikpapan Pujiono Slamet.

Tak hanya sekedar menyaksikan panen perdana, mereka turut juga ikut memanen udang vaname yang berada di sebuah kolam terpal, yang lokasinya berada di atas lahan seluas sekira 15 x 6 meter persegi.

Selain itu, budidaya udang vaname ini juga dilakukan di kolam tanah dengan ukuran yang lebih luas.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Nilai Ekonomi Tinggi

Sofyan mengatakan udang vaname termasuk dalam kategori udang yang hidup di air asin. Selain itu dari segi nilai gizi juga lebih tinggi.

“Agak unik jadi udang ini, pertama karena dipelihara dengan air asin jadi tingkat vitamin lebih tinggi, lahan seluas ini digunakan untuk pertanian dan peternakan serta untuk perikanan,” bebernya.

Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud mengapresiasi langkah Lapas Balikpapan yang mengembangkan budidaya udang Vaname. Sebab, budidaya udang Vaname bisa diterapkan oleh masyarakat Balikpapan yang tidak harus memiliki lahan yang luas.

"Ini sesuatu yang patut dibanggakan karena Balikpapan tidak memiliki sumber daya yang melimpah, namun inovasi kemandirian ini dapat memanfaatkan lahan yang minim. Ini bisa jadi percontohan kalau budidaya di satu rumah budidaya udang vaname tentu akan bisa menghasilkan nilai perekonomian harus ada inovasi hitung-hitung bisa menjadi tambahan nilai ekonomi,” kata Rahmad.