Sukses

Kisah Kapolsek Eromoko Wonogiri Dirikan Pesantren untuk Yatim Piatu dan Dhuafa

Kapolsek Eromoko, AKP Surono bukan hanya dikenal sebagai polisi, namun ia melakukan hal luar biasa dengan mendirikan pesantren untuk anak yatim piatu dan kaum dhuafa

Liputan6.com, Solo - Salah satu cara mewujudkan keamanan dan ketertiban adalah dengan dakwah untuk meningkatkan ketakwaan. Cara itu benar-benar dilaksanakan oleh Kapolsek Eromoko AKP Surono. Tidak hanya dalam tugas kedinasan, AKP Surono berhasil mendirikan pesantren di wilayah tinggalnyadi Wonogiri.

Surono mendirikan yayasan dan pondok pesantren untuk menampung anak yatim piatu dan dhuafa. Tak hanya mendirikan pesantren, pria kelahiran Sukoharjo 27 Oktober 1975 tersebut memimpin Yayasan Abdurahman Bin Auf yang membawahi pesantren Abdurahman Bin Auf, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Raden Mas Said Wonogiri dan Masjid Abdurahman Bin Auf.

AKP Surono memulai aksinya 2016 lalu dengan mencarikan orang tua asuh bagi anak-anak yatim piatu dan dhuafa. Tak hanya itu dirinya juga memfasilitasi penyaluran donasi dari negara United Arab Emirates (UAE).

"Anak-anak yatim piatu dan dhuafa didata kemudian diajukan ke pengelola donasi dari UAE. Setiap anak mungkin akan mendapatkan orang tua asuh yang berbeda-beda dari UEA, sehingga donasi yang mereka dapatkan berbeda-beda," katanya di Wonogiri, Minggu (14/11/2021).

Ia menyebut, donasi tersebut diserahkan langsung oleh perwakilan UEA di Indonesia. Ia hanya sebagai fasilitator. "Santunan digunakan untuk kegiatan operasional dan kebutuhan sekolah, bukan untuk hal-hal konsumtif," ujar dia. 

Setelah program orang tua asuh berjalan, Ia bersama rekan-rekannya mendirikan Yayasan Abdurahman Bin Auf. "Tahun 2020 kami mendapat izin mendirikan pondok pesantren. Saya bersama Pak Wawan menjadi salah satu pendirinya," imbuh dia.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Orang Tua Asuh untuk Yatim Piatu

Setiap enam bulan sekali, pihaknya memperbarui pengajuan donasi. Dalam setiap pengajuan tersebut, puluhan anak berhasil lolos verifikasi dari pihak UEA Perwakilan Indonesia dan berhak menerima santunan.

Di sisi lain, pondok pesantren tersebut juga berjalan berkat partisipasi dan donasi dari masyarakat, keluarga maupun dari para pengajar pesantren sendiri. "Kemarin kami baru dapat bantuan beras 500 kilogram dari Eromoko," ujarnya.

Tak sampai di situ, pada tahun 2021 ia mendapatkan izin mendirikan sekolah yakni, MTs Raden Mas Said Wonogiri. Para murid dan santri tidak hanya dari warga sekitar, namun dari luar kota, seperti dari Pekalongan, Madura, bahkan Cianjur.

Meskipun masih aktif menjadi polisi, Surono harus bisa membagi waktunya. Dia bersama para pengurus yayasan beserta 13 pengajar pesantren dan MTs mampu menjalankan kegiatan dakwah, belajar dan mengajar.

"Kalau pagi ke kantor, sore baru bisa ke pondok. Kecuali kalau ada hal penting di wilayah, saya selalu menyampaikan ke pimpinan. Di pondok sudah ada ustaz-ustaz, jadi saya tinggal membantu," ucap dia.

Sementara itu, Kapolres Wonogiri AKBP Dydit Dwi Susanto mengaku bangga dan mengapresiasi apa yang telah dilakukan anggotanya di luar dinasnya, sehingga hal itu membawa nama baik pada kepolisian.

"Beliau (AKP Surono) mampu berperan dalam menjaga akhlak generasi muda untuk masyarakat luas. Kegiatan yang luar  biasa, karena mampu membagi tugas dengan baik, antara kegiatan pesantren maupun kedinasan," kata Kapolres.