Liputan6.com, Palembang - Di saat terik matahari di Minggu (7/11/2021) siang yang menyengat, peluh keringat bercucuran di kening Ridho (26) dan Fikri (40), saat memakai seragam pemadam kebakaran (damkar) berwarna merah, yang tebal dan berlapis.
Namun hal itu tak menyurutkan semangat mereka, warga Lorong Mari RT 02, Jalan Kapten Abdullah, Kelurahan Talang Bubuk Kecamatan Plaju Palembang Sumatera Selatan (Sumsel), untuk melatih kemampuan sebagai petugas damkar Satgas Waspada Kebakaran, Saling Jago Tetanggo (Wak Jago) Pertamina Palembang.
Dibantu oleh Chairul Bahri alias Ilung (43), Ketua RT 02 Lorong Mari Plaju Palembang, mereka berdua menggelar simulasi pemadam kebakaran menggunakan motor bentor, yang merupakan hibah Corporate Social Responsibility (CSR) dari Pertamina RU III Palembang Sumsel.
Advertisement
Baca Juga
Melewati jalan di Lorong Mari yang cukup padat dan sempit, mobil Wak Jago pun berjalan melesat menuju ke lapangan kosong, yang menjadi sumber kebakaran. Dengan sigap, Ridho dan Fikri langsung menyiapkan beberapa peralatan damkar, seperti Fire Hydrant System, Pompa Hydrant, Fire Hose dan selang hydrant.
Air pun tersembur dari selang hydrant yang diarahkan ke sumber api. Walaupun apinya hanya kecil, namun mereka mampu mengaplikasikan teknik pemadaman kebakaran ringan dengan baik.
Bak pahlawan. Kehadiran mereka pun disambut riuh tepuk tangan warga sekitar, yang melihat simulasi pemadaman kebakaran menggunakan motor Wak Jago tersebut. Senyum merekah di wajah mereka, karena simulasi kali ini berhasil dilakukan.
Ilung mengatakan, motor Wak Jago merupakan salah satu hadiah dari Pertamina RU III Pertamina Palembang. Namun jauh sebelumnya, motor Wak Jago sudah dipakai sebagai kendaraan Satgas Ayam Jago COVID-19.
“Dulunya di awal pandemi COVID-19 di tahun 2020, motor bentor ini difungsikan sebagai alat Satgas Siaga COVID-19 di Lorong Mari Palembang. Motor ini digunakan untuk menyemprotkan disinfektan, untuk mencegah penularan COVID-19 di lorong ini,” ucapnya kepada Liputan6.com, saat ditulis Minggu (14/11/2021).
“Serta untuk menyemprotkan air ke tanaman-tanaman di sini, agar lebih subur. Apalagi kita banyak menanam tumbuhan keluarga (toga), yang berguna sebagai obat peningkat imun tubuh, yang dibutuhkan saat wabah COVID-19 melanda,” katanya.
Sejak wabah COVID-19 sudah melandai, mereka mengalihkan penggunaan motor bentor tersebut untuk kendaraan damkar, yang masuk dalam program Satgas Kebencanaan Palembang Aman Terampil dan Berdaya (Patra) Siaga Pertamina Palembang. Kendaraan ini sangat fleksibel untuk kawasannya, yang sempit dan padat penduduk.
Motor Wak Jago bisa menembus sampai ke lorong-lorong sempit, jikalau ada kebakaran di daerahnya yang sulit untuk dimasuki mobil damkar berkapasitas besar. Langkah inilah juga, yang menjadi salah satu strategi untuk memudahkan membantu warga dengan lebih cepat.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Aplikasi Patra Siaga
Pasokan airnya pun diambil dari sumur-sumur warga, yang ada di Lorong Mari Plaju Palembang. Selain itu, stok air juga diambil dari beberapa unit Water Barrel Irrigation System (TERALIS) berkapasitas 1.000 liter yang tersebar di beberapa lorong di Plaju Palembang. Alat ini merupakan penampung air dari hujan, yang merupakan hasil pelatihan Pertamina RU III Palembang.
“Petugas Wak Jago merupakan warga Lorong Mari Palembang, banyak anak-anak muda yang akhirnya mendapatkan pelatihan dari ahlinya, agar bisa bergabung di Patra Siaga. Mereka sangat antusias,” katanya.
Motor damkar Wak Jago Patra Siaga, tak hanya dipergunakan untuk membantu pemadaman kebakaran di Lorong Mari Plaju Palembang saja. Namun mereka mempersiapkan diri, ketika akan terjun ke lokasi kebakaran di berbagai daerah di kecamatannya.
Keunggulan damkar Wak Jago tak hanya di situ saja. CSR Pertamina ini juga dibekali dengan aplikasi khusus bernama Patra Siaga, yang bisa diunduh di Google Play Store.
Di aplikasi Patra Siaga, ada beberapa tombol bantuan yang bisa dipakai warga, untuk mendapatkan bantuan atau informasi dengan segera. Yaitu Wak Jago, Damkar, RS Umum, Basarnas, Polisi, Posko Bencana Alam dan Palang Merah Indonesia (PMI).
Jika nanti ada panggilan darurat dari aplikasi Wak Jago Patra Siaga, lanjut Ilung, akan langsung terhubung ke nomor petugas Wak Jago. Setelah mendapatkan lokasi kebakaran melalui pesan WhatsApp. Petugas Wak Jago di Lorong Mari Plaju Palembang, akan langsung meluncur lokasi kebakaran di Kota Palembang.
“Walaupun kita belum pernah terjun ke lokasi kebakaran yang sesungguhnya, tapi petugas Wak Jago sudah siap untuk mengaplikasikan teknik pemadaman di lokasi kebakaran, terutama di lorong-lorong yang sempit. Jadi damkar ini bisa mobile,” katanya.
Motor Wak Jago yang didesai oleh Pertamina Palembang, mempunyai kapasitas 1.000 liter, dengan daya semprot 15 mL dan daya sedot 10 mL air.
Advertisement
Perubahan Positif
Menurut Ilung, program Pertamina, terutama Patra Siaga, berkontribusi mengubah gaya hidup warga di Lorong Mari Plaju Palembang. Yang dulunya dikenal sebagai kampung rawan kriminal dan kumuh. Kini wajah pemukimannya bisa berubah 360 derajat.
“Sebelum masuknya CSR Pertamina, daerah kami ini masuk ‘blacklist’. Karena banyak warga menganggur yang mengarah ke aksi kriminal, kawasan yang kumuh dan tak teratur. Tapi dengan masuknya program Pertamina, ada tatanan yang lebih rapi dan kepedulian antarsesama yang terbangun dengan bagus. Sampai akhirnya, kami juga didaftarkan menjadi Desa Proklim dari Palembang,” katanya.
Ilung pun flashback ke beberapa tahun silam, ketika pertama kali CSR Pertamina masuk ke pemukimannya. Di tahun 2018, Ilung dan belasan warga Lorong Mari Palembang, bertekad mengubah imej negatif terhadap kampungnya.
Mereka memanfaatkan barang bekas dan mengubahnya menjadi barang berharga, mulai dari meja, kursi dan perabot lainnya. Lorong Mari Palembang pun, berubah menjadi kampung mini pedestrian.
Sekitar tahun 2018 lalu, program CSR Pertamina masuk ke Lorong Mari Plaju Palembang dan beberapa daerah di Kecamatan Plaju Palembang. Program yang dibesut salah satunya Kampung Hijau selama beberapa tahun.
Di tahun 2020, dibentuklah Satgas Ayam Jago, untuk menekan angka penularan COVID-19 di Kecamatan Plaju Palembang. Ada edukasi tentang COVID-19, penyaluran bantuan, pendataan miskin baru (misbar) COVID-19 dan pelatihan pembuatan alat-alat protokol kesehatan (prokes), mulai dari produksi hand sanitizer, face shield dan tempat cuci tangan dari barang bekas.
Pertamina bahkan membuatkan alat destilasi skala khusus, untuk pembuatan hand sanitizer berbagai aroma dengan merk D’Mari berstandar World Health Organization (WHO).
Bahkan mereka bisa memproduksi ribuan botol hand sanitizer dan face shield, yang dipasarkan ke Pertamina dan rumah sakit di Palembang saat pandemi COVID-19. Penjualan produk rumahan tersebut, akhirnya meningkatkan pendapatan warga Lorong Mari Plaju Palembang.
Persiapan Proklim Utama
“Akhirnya kami ajukan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). Kampung kami juga diusulkan jadi Proklim Utama, harus membina 10 kampung di Palembang dan sudah kami lakukan di 6 kelurahan di Kecamatan Plaju Ulu, 3 kelurahan di Talang Putrid an 1 kelurahan di Plaju Ilir Palembang,” katanya.
Beberapa materi yang diedukasi yang didampingi pihak Pertamina Palembang ke 10 kampung tersebut, yakni tentang adaptasi mitigasi, ketahanan pangan dan kelembangaan, seperti pemanfaatan pekarangan, pertanian, perkebunan dan pengolahan barang bekas.
Salah satu alat yang diciptakan dari pembinaan tersebut, yakni Solar Food Dehydrator. Yaitu pengering rempah-rempah dengan memanfaatkan pantulan sinar matahari. Serta Budidaya Ikan dan Sayuran dalam Ember (Bikasem), water barrel system, pembuatan rumah bibit, penggunaan energi terbarukan dan lainnya.
“Yang dulu banyak menganggur, sekarang warga di Lorong Mari sudah ada aktivitas dan pemasukan tambahan, melalui program CSR Pertamina,” katanya.
Ridho, petugas Wak Jago di Lorong Mari Palembang Sumsel juga merasakan banyak hal-hal positif yang bisa didapatkannya dengan program Pertamina.
Terlebih dia didapuk menjadi petugas damkar Wak Jago, bisa secara langsung membantu warga, saling menjaga dan bermanfaat bagi khalayak banyak.
“Saya dan teman-teman mendapatkan pelatihan dari Pertamina, bagaimana menjadi petugas damkar Wak Jago, terutama di daerah yang padat penduduk dan sempit. Karena sering ada kegiatan edukasi, saya dan anak-anak muda di sini yang biasanya hanya nongkrong-nongkrong saja, sekarang ada pembahasan yang lebih bermanfaat,” katanya.
Pembinaan Pertamina dan Kampung Mari menuju Proklim Utama, dirasakan Jami’ah (54), warga Lorong Selamat Kelurahan Plaju Palembang Sumsel ini, yang juga penggerak Posyandu Mawar di rumahnya.
Advertisement
Kampung Pangan Inovatif
Jami’ah yang juga ketua RT 05 RW 02, mendapatkan edukasi tentang pemanfaatan barang bekas dan tanaman hidroponik. Tak ayal, halaman seadanya di depan rumahnya langsung disulap menjadi kebun minimalis yang maksimal.
“Ada banyak tanaman yang saya dan tetangga di sini tanam, seperti tanaman toga, yakni dari daun sambiloto, bidara, bunga rosella, bunga telang, daun tungkai dan lainnya. Yang saat COVID-19, banyak dipakai warga untuk pengobatan alternatif,” ucapnya.
Lalu, tanaman hidroponik pokcay yang setiap bulannya panen dan bisa dijual seharga Rp20.000 per Kilogram. Sayur segar ini menjadi pasokan pangan dari program Kampung Pangan Inovatif Pertamina Palembang, untuk warga prasejahtera yang membutuhkan dan stok makanan dalam kondisi darurat.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Refinery Unit (RU) III Plaju Palembang, Siti Rachmi Indahsari mengungkapkan, pengembangan Satgas Ayam Jago menjadi Wak Jago, sesuai dengan kebutuhan program Patra Siaga.
“Program Patra Siaga, untuk membantu mencarikan solusi menyelesaikan masalah kota. Salah satunya kampung kumuh di Lorong Mari Palembang. Mereka tidak punya proteksi saat bencana kebakaran, jadi kita bekali dengan Satgas Patra Siaga,” ucapnya.
Awalnya, RU III Pertamina Palembang membentuk tiga sub program besar, yakni Mari Berkreasi yang dipusatkan di Lorong Mari Palembang, Kampung Pangan Inovatif di Plaju dan Patra Akademi yakni taman edukasi di Palembang. Yang diedukasi yakni terkait mitigasi, seperti pemadaman kebakaran melalui Wak Jago serta edukasi dan sosialisasinya.
Lalu, tanggap bencana darurat, seperti Kampung Pangan Inovatif, yang bisa mengedukasi masyarakat akan kebutuhan pangan sehat, untuk membantu masyarakat prasejahtera dan terdampak COVID-19.
Terakhir, yaitu rehabilitasi dan rekonstruksi. Setelah dibantu oleh program Pertamina, pihaknya akan menyampaikan ke pemerintah untuk menyalurkan bantuan ke warga-warga yang membutuhkan.
CSR Mak Beti
“Program Patra Siaga pun sudah meluas, tidak hanya di lorong-lorong kecil saja, tapi sudah dikembangkan hingga ke skala kecamatan hingga kabupaten,” ucapnya.
Terlebih dengan adanya aplikasi Patra Siaga, ada panic button yang bisa digunakan oleh pengunduh aplikasi tersebut. Ada juga tersedia nomor-nomor telepon rumah sakit di Palembang, yang bisa dikontak dalam keadaan darurat.
Seperti Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, RS Pertamina Palembang, RS Bari Palembang, RS Siti Khadijah Palembang dan lainnya. Ada juga telepon kantor polisi, PMI, posko bencana alam dan lainnya.
Ternyata, program Satgas Kebencanaan tak hanya Wak Jago saja. Tapi juga ada Mak Beti, yang merupakan singkatan dari Bersama Antisipasi Kebakaran, Bersatu Tumbuhkan Kesiapsiagaan.
Berbeda dari motor Wak Jago yang mobile, bisa keliling kemana-mana. Mak Beti sendiri adalah program CSR Pertamina yang bertugas sebagai penyuplai air untuk Wak Jago. Pasokan air berasal dari Sungai Rebo di Kabupaten Banyuasin Sumsel.
“Mak Beti bertugas memasok air di sungai dan nantinya jadi pasokan untuk air Wak Jago. Lokasi Mak Beti juga tidak terlalu jauh dari lokasi di Lorong Mari. Ketika ada kebakaran dan pasokan air habis, Mak Beti bisa menjadi solusi untuk Wak Jago,” katanya.
Mak Beti adalah tabung drum air dengan alat penyedot dan pompanya, dengan kapasitas drum air sebanyak 900 liter. Selain untuk pasokan air pemadaman kebakaran, Mak Beti juga berguna untuk mengairi ladang petani.
Ada lima orang warga di Kecamatan Banyuasin 1 Kabupaten Banyuasin Sumsel, yang mengelola Mak Beti. Sehingga, Mak Beti menjadi sahabat petani terutama di musim kemarau.
Advertisement