Sukses

Geliat UMKM Pasarkan Produk Komoditas Gambut Berbasis Teknologi

Masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari gambut kini bisa memanfaatkan fitur yang dikembangkan koalisi Pantau Gambut untuk memasarkan produknya.

Liputan6.com, Pekanbaru - Lahan gambut di Indonesia termasuk terluas di dunia. Gambut sebagai ekosistem dan menjadi paru-paru dunia kini menjadi tumpuan masyarakat di sekitarnya.

Banyak Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) berkembang dari lahan gambut. Misalnya sagu dan puluhan turunan produknya di Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, yang sudah menjadi ciri kabupaten termuda di Riau itu.

Dari gambut, daerah lainnya juga punya ciri khas produk UMKM. Seperti kopi liberika ataupun suvenir seperti anyaman yang menjadi penyambung hidup masyarakat, sekaligus menjaga keberlangsungan gambut tetap lestari.

Meningkatnya produktivitas masyarakat di kawasan gambut terkadang tak diiringi dengan pemasarannya. Hal ini membuat warga luar yang ingin mendapatkan komoditas dari gambut harus datang ke daerah itu.

Namun kini, UMKM tak perlu khawatir lagi memasarkan produk dari lahan gambut dengan memanfaatkan dunia digital. Pasalnya saat ini, sebuah koalisi organisasi lingkungan Pantau Gambut mengembangkan sebuah fitur baru dalam website pantaugambut.id.

Menurut Koordinator Nasional Pantau Gambut, Iola Abas, fitur baru ini menampilkan potensi komoditas lahan gambut berkelanjutan dan membangun peluang bisnisnya.

Iola mengatakan, fitur bernama Peatland Commodities Business Hub merupakan media perantara yang akan menghubungkan potensi komoditas di lahan gambut dengan investor publik dan swasta.

"Di sini potensi komoditas dibangun dengan pertimbangan pemeliharaan lahan gambut berkelanjutan oleh masyarakat gambut sebagai pemangku kepentingan utama," kata Iola.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 3 halaman

Pemanfaatan Teknologi

Iola mengatakan, Peatland Commodities Business Hub akan memuat informasi-informasi potensi komoditas gambut yang kemudian dapat digunakan oleh calon investor untuk menjajaki kerja sama investasi.

Selain menjadi pusat informasi potensi komoditas, Peatland Commodities Business Hub juga mengembangkan value cham framework untuk membangun ekosistem bisnis komoditas gambut yang sehat.

Iola menyatakan, potensi kegiatan ekonomi berbasis komoditas di lahan gambut akan berkembang lebih pesat menjadi potensi ekonomi yang menjanjikan nilai tambah apabila berada dalam ekosistem bisnis yang mendukung.

"Peatland Commodities Business Hub membantu mengisi gap dalam hal ketersediaan data yang akurat dan terkini, dan mendorong pemanfaatan teknologi untuk menjembatani komunikasi dan pemasaran, serta investasi," jelas Iola.

Menurut Iola, Pantau Gambut melihat besarnya potensi komoditas di lahan gambut yang dilakukan masyarakat desa. Pihaknya membantu membangun ruang-ruang inklusif bagi pelaku komoditas ramah gambut untuk meraih pasar.

"Dan peluang usaha yang bermanfaat bagi ruang hidup dan penghidupan masyarakat sekitar lahan gambut sehingga tercipta suatu ekosistem kawasan gambut yang harmonis baik dalam hal pengelolaannya, pemanfaatannya juga perlindungannya," kata Iola.

Iola berharap komoditas dari lahan gambut dapat berkembang menjadi potensi ekonomi bernilai tambah. Hal ini akan menjaga keberlangsungan ruang hidup dan pendapatan masyarakat di lahan gambut sekalian memperkuat mindset masyarakat untuk selalu menjaga lahan gambut di sekitarnya.

3 dari 3 halaman

Kerja Sama ASYX

Dalam fitur ini, Pantau Gambut bekerjasama dengan ASYX Indonesia dalam membangun dan mengembangkan Peatland Business Hub.

Lishia Erza selaku Direktur Proyek Peatland Business Hub dari ASYX, menyampaikan optimismenya bahwa fitur baru ini akan memberikan ekosistem bisnis yang lebih baik bagi komoditas di lahan gambut.

Lishia mengatakan, fitur ini dikembangkan untuk mengoptimalkan informasi komoditas menjadi informasi yang berguna untuk investor. Fitur ini akan menghadirkan skema rantai pasok yang tepat untuk komoditas gambut.

"Sehingga produk-produk dapat didistribusi dengan baik dan dibeli dengan harga yang pantas," katanya.

Lishia menyebut fitur ini akan hadir dengan informasi yang akurat dan terkini. Kedepannya diharapkan bisa membantu masyarakat desa membangun ekonominya dan lebih bersemangat menjaga lahan gambut di sekitarnya.

"ASYX adalah perusahaan yang memberikan layanan nasihat pendanaan dan kolaborasi rantai pasok yang menghubungkan pembeli, penjual, pemasok, distributor, dan institusi keuangan, melalui teknologi berbasis web yang aman," katanya.

"Fitur Peatland Business Hub ini akan terus dikembangkan melalui diskusi aktif dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mendapatkan pemahaman dan metode yang lebih baik terhadap kebutuhan pasar," sebut Lishia.

Sebagai informasi, Pantau Gambut merupakan koalisi sejumlah organisasi lingkungan yang hadir untuk memantau kebijakan pemerintah terkait pengelolaan ekosistem gambut. Koalisi ini sudah lima tahun terbentuk.