Sukses

Ingin Sarjana Tanpa Kuliah, 9 Pemuda di Makassar Kena Tipu

Kejadian ini terungkap setelah salah satu korban melapor polisi.

Liputan6.com, Makassar - Sembilan pemuda di Kota Makassar kena tipu lantaran mereka ingin segera menjadi seorang sarjana tanpa perlu repot-repot kuliah dan menyusun skripsi. Kejadian ini terungkap setelah salah satu korban melaporkan kejadiannya di Polsek Rappocini beberapa waktu lalu. 

Kanit Reserse Kriminal Polsek Rappocini, Iptu Akhmad Risal menuturkan bahwa setelah dirinya menerima laporan polisi tentang penipuan tersebut, Resmob Polsek Rappocini pun bergerak cepat untuk menangkap terduga pelaku. Tak butuh waktu lama, polisi berhasil menangkap TFV alias Feby, perempuan yang mengiming-imingi sembilan pemuda ini untuk menjadi sarjana secara instan.

"Kita amankan terduga pelaku di kediamannya kemarin malam, dia adalah TFV alias Feby. Terduga pelaku langsung kita bawa ke kantor untuk diinterogasi," jelas Akhmad, Jumat (19/11/2021). 

Di hadapan polisi, Febi mengakui segala perbuatannya. Dia mengaku nekat melakukan aksinya itu setelah dosennya di tempat ia kuliah memintanya untuk mencari orang-orang yang mau segera wisuda dan menjadi seorang sarjana tanpa perlu lagi kuliah. 

"Pelaku ini tidak beraksi sendiri, jadi dosen di tempat dia kuliah itu yang minta dia untuk mencari orang yang mau wisuda secara instan, inisial dosennya itu adalah Y," sebut Akhmad. 

Dengan sigap, Feby pun mencari orang yang mau wisuda tanpa perlu repot-repot kuliah. Tak butuh waktu lama, Feby berhasil mengumpulkan sembilan orang. 

"Pelaku ini pun mencari teman-temannya untuk melakukan pengurusan wisuda tersebut. Hebatnya pelaku berhasil mengumpulkan 9 orang," ucapnya. 

2 dari 2 halaman

Biaya Pengurusan Sarjana Instan

Feby lalu meminta sembilan orang itu untuk menyetorkan berkas seperti ijazah terakhir, Pas Foto dan Foto KTP. Tak hanya itu, lanjut Akhmad, setiap korban ini pun dimintai sejumlah uang yang nilainya bervariatif. 

"Pelaku ini memintai korban di kisaran Rp8 juta hingga Rp10 juta, para korban pun secara suka rela membayar karena memang ingin segera menjadi seroang sarjana," imbuhnya. 

Feby pun kemudian menyerahkan uang dan berkas sembilan korbannya itu kepada dosennya, Y. Feby sendiri mendapat imbalan sebesar Rp200 ribu untuk setipak korbannya. 

"Dari Keterangan Feby bahwa benar mendapatkan upah dari Y sebesar Rp200 ribu dalam bentuk pulsa atau paket data," ucap Akhmad.

Ironisnya, setelah Feby menyerahkan uang puluhan juta itu kepada Y, dosen di salah satu kampus swasta di Kota Makassar itu malah kabur. Y ketahuan kabur setelah Feby mendatangi kediamannya dan melihat rumah Y telah kosong. 

"Jadi setelah Feby ini ditagih oleh para korbannya, dia pun menelpon Y namun tak direspon. Bahkan ketika Feby mendatangi rumah Y, ternyata rumahnya kosong tak berpenghuni," jelasnya. 

Akhmad mengaku bahwa hingga saat ini pihak kepolisian pun masih mencari tahu keberadaan Y. Dia diduga melarikan diri dan membawa uang puluhan juta dari korban yang telah dikumpulkan oleh Feby.

"Kita masih kejar salah satu pelaku ini, semoga segera terungkap," ucapnya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Â