Sukses

Kampung Ini Selalu Terisolasi Tiap Hujan Lebat, Bagaimana Ceritanya?

warga Kedungwanglu memang langganan terisolir. Ketika hujan datang dengan intensitas cukup tinggi maka dipastikan mereka akan terisolir.

Liputan6.com, Gunungkidul - Ratusan kepala keluarga (KK) di Padukuhan Kedungwanglu, Kalurahan Banyusoca, Kapanewon Playen, Gunungkidul Kamis (17/11/2021) malam hingga Jumat (18/11/2021) pagi terisolasi. Dua crossway di atas sungai Prambutan yang menghubungkan padukuhan dengan wilayah lain tak bisa dilalui akibat diterjang banjir.

Tokoh pemuda Kedungwanglu, Ahsan Nasir mengatakan hujan deras melanda kawasan Kapanewon Playen sejak Kamis siang menyebabkan banjir. Menjelang malam debit air di Sungai Prambutan dan Sungai Oya terus meningkat. Hingga ketinggian satu meter dari dua crossway yang melintang di atas sungai Prambutan.

"Wilayah kami itu diimpit dua sungai, satu Oya dan satunya Prambutan. Sungai Prambutan membelah padukuhan kami,"papar Ahsan ditemui di sela membersihkan lumpur bekas banjir di jalan masuk ke kampungnya, Jumat.

Menurut Nasir, di Padukuhan Kedungwalung ada 10 RT terdiri dari 150 kepala keluarga (KK). Dan ada 8 RT dengan 120 KK yang terisolir akibat banjir tersebut. Dan hanya 2 RT yang tidak terisolir karena peristiwa banjir tersebut.

Nasir mengatakan warga Kedungwanglu memang langganan banjir. Ketika hujan datang dengan intensitas cukup tinggi maka dipastikan mereka akan terisolasi. Paling cepat banjir mengisolasi selama 2 jam namun jika hujan berlangsung lama dan intensitasnya tinggi maka dipastikan kampung mereka terputus cukup lama.

"Sudah lama terjadi. Dan hampir setiap tahun kami alami,"ungkap dia.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Berharap Perhatian Pemerintah

Di padukuhan tersebut ada dua crossway yang melintang di atas sungai Prambatan. Crossway pertama dibangun dengan ketinggian sekitar 1,2 meter di atas dasar sungai dan crossway satu  lagi dibangun sekitar 0,5 meter di atas dasar sungai.

Sebelum ada pembangunan, kedua crossway memiliki ketinggian sama 0,5 meter.

Wilayah Kedungwanglu memang berada di ujung Kapanewon Playen yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bantul. Wilayah ini cukup terpencil karena untuk masuk ke padukuhan tersebut harus melalui jalan corblok sejauh 2 kilometer dari jalan utama Paliyan-Purwosari.

"Kalau pas banjir dan ingin tetap keluar, kita harus jalan kaki naik bukit jaraknya lebih jauh capai 10 kilometer lebih,"paparnya.

Warga berharap agar pemerintah memperhatikan nasib mereka dengan membangun jembatan yang lebih representatif untuk dilalui terutama di musim penghujan seperti sekarang ini. Karena sudah puluhan tahun mereka selalu terisolir ketika musim penghujan.