Liputan6.com, Jeneponto - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengunjungi Bendungan Karalloe pada Senin (22/11/2021). Kunjungan itu dalam rangka memastikan kesiapan bendungan yang terletak di Kabupaten Jeneponto dan Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan tersebut sebelum diresmikan Presiden Joko Widodo pada keesokan harinya.
"Bendungan ini adalah Bendungan kesembilan yang besok akan diresmikan oleh Bapak Presiden tahun 2021 ini. Yang September kemarin kita baru meresmikan Passelloreng.Persiapannya untuk peresmian saya kira kita sudah siap, sore ini sudah selesai," kata Basuki, Senin (22/11/2021).
Advertisement
Baca Juga
Dia menjelaskan bahwa Bendungan Karalloe sejatinya dibangun sejak tahun 2013 silam. Namun pembanguna Bendungan Karalloe sempat mandek lantaran berbagai persoalan yang timbul, termasuk pembebasan lahan lokasi bendungan tersebut.
"Bendungan Karalloe ini dibangun sejak tahun 2013, cuma ada masalah biasa, pernak-pernik dipembebasan lahan sehingga baru tahun 2017 saya kesini baru bisa berjalan lagi," ucapnya.
Proses pembangunan Bendungan Karalloe ini pun terbilang mulus dan nyaris tanpa hambatan sehingga bisa rampung lebih cepat. Alhasil jadwal peresmiannya pun lebih cepat dari tenggang waktu yang diberikan.
"Lebih cepat ya, ini lebih cepat beberapa bulan. Kan batas waktunya itu sampai Desember 2021," sebut Basuki.
Manfaat Bendungan Karalloe
Basuki menjelaskan bahwa dengan rampungnya proses pembangunan Bendungan Karalloe ini, masyarakat di Kabupaten Jeneponto pun akan mendapatkan banyak manfaat. Pasalnya bendungan ini mampu menampung 40 juta meter kubik air yang kemudian akan dimanfaatkan sebagai air irigasi bagi pertanian.
"Jadi selain manfaatnya untuk irigasi tentu juga untu air baku. Ada 440 liter perdetik, 420 liter perdetik untuk Jeneponto 20 liter perdetik untuk Gowa air bakunya. Sedangkan listriknya ada 4,5 MW. Jadi itu manfaat untuk dibangunnya Bendungan Karalloe ini," jelas Basuki.
Untuk petani, lanjutnya, jika normalnya dalam sekali tanam petani hanya bisa menanam untuk sekali panen padi dan sekali panen palawija. Dengan adanya Bendungan Karalloe ini, maka pola intensitas tanam para petani di Jeneponto akan meningkatkan menjadi 250 persen, yakni dua kali tanam padi dan sekali tanam palawija.
"Bendungan Karalloe ini untuk mensupresikan Bendungan Kelara yang mengairi 7.000 hektare lahan persawahan. Artinya kalau ada 7.000 hektare sawah hanya tertatanamj ditambah 3.500 hektare palwija setiap tahun tanpa bendungan, maka dengan bendungan ini akan ada 250 persen peningkatan, yakni dari 7.000 hektare sawah akan ada ditanami 2x7.000 hektare pad dan 3500 hektare palawija nantinya," Basuki merinci.
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Advertisement