Sukses

Warga Berebut Mengasuh Bocah Yatim Piatu Penyintas Longsor Banjarnegara

PO dan K kehilangan ibu dan dua saudaranya, yakni dan P (38), B (14), dan F (11) dalam longsor yang menimbun dua rumah di Pagentan, Banjarnegara tersebut.

Liputan6.com, Banjarnegara - Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah memastikan akan terus mendampingi korban selamat atau penyintas tragedi longsor di Desa Pagentan, Kecamatan Pagentan, yang menyebabkan empat orang meninggal dunia, Jumat malam (19/11/2021) lalu.

Ada satu anak korban selamat yang sangat butuh pendampingan, yakni PO (7). Selain itu, ada pula anggota keluarga lain yang juga selamat lantaran berada di lokasi lain saat bencana terjadi, K (17).

PO dan K kehilangan ibu dan dua saudaranya, yakni dan P (38), B (14), dan F (11) dalam longsor yang menimbun dua rumah tersebut.

Adapun satu korban longsor lainnya adalah A, bidan desa, warga Purwonegoro yang kebetulan saat itu berada di rumah sebelahnya.

“Minimal penanganan darurat, mereka bisa hidup layak dulu. Sementara waktu ini, Pemerintah Daerah mencarikan solusi agar di masa depan tidak terjadi seperti itu lagi,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Banjarnegara, Andri Sulistiyo, Senin (22/11/2021).

Korban selamat masih mengalami trauma berat dan sedang didampingi petugas. Pemkab juga memastikan seluruh kebutuhan korban selamat tertangani. Sementara waktu, korban diasuh oleh keluarganya dengan pendampingan tim.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Masih Diasuh Kerabat

Kisah pilu bocah penyintas longsor Pagentan ini tak pelak memicu empati warga. Banyak warga yang hendak mengasuh kedua anak ini.

Mereka adalah orang-orang baik yang hendak berbuat bajik. Secara sukarela mereka akan mengasuh dan mendidiknya, sebagaimana anak kandungnya.

Namun, Pemkab Banjarnegara tentu tak mau gegabah soal pengasuhan kedua anak ini. Pemkab akan mendengarkan pendapat kerabat terdekat.

“Sementara ini ada dua keluarga yang mau mengasuh anaknya. Wacananya sama, kita mengikuti keinginan keluarga, maunya seperti apa,” dia mengungkapkan.

Sementara, penanganan dampak longsor masih terus berlangsung hingga hari ini. BPBD menetapkan tanggap darurat bencana selama tiga hari pasca-bencana dan menghentikan operasional posko penanganan bencana, Senin (22/11/2021).

 

3 dari 3 halaman

Relokasi Rumah Korban Longsor

Andri mengungkapkan, Pemkab Banjarnegara telah memastikan dua rumah korban longsor akan direlokasi. Sedang dibicarakan pula, relokasi untuk satu rumah lain yang berada di lokasi yang sama.

Sebab, berdasar kajian sementara, lokasi dua rumah yang tertimpa longsor tersebut tidak layak huni lantaran sangat berbahaya. Dua rumah tersebut mepet berada di bawah tebing tinggi dengan kemiringan 70-an derajat. Sebab itu, di lokasi yang sama tidak layak dibangun bangunan baru di tempat yang sama.

“Yang bangunan dari kajian itu, tidak diperkenankan untuk dibuat bangunan kembali. Akan dibuatkan kembali,” ucap dia.

Dia juga mengatakan, satu rumah lain di lokasi yang sama, rencananya juga akan direlokasi. Akan tetapi, relokasi itu juga butuh pembicaraan dengan yang bersangkutan.

“Itu masih dalam pembahasan, itu kita masih dalam pembahasan masih koordinasi dengan provinsi. Jadi kita mengobrolkan itu, untuk bisa penanganan,” dia mengungkapkan.

Sejalan dengan itu, Pemkab Banjarnegara dan Pemprov Jateng berkoordinasi untuk mulai melakukan tahapan relokasi. Di antaranya, pencarian lahan calon lokasi relokasi dan kajian geologi terkait lokasi. Setelah itu, pemerintah masih akan melakukan tahapan lainnya.

“Kita pastikan relokasi, tapi (waktu) relokasi dan sebagainya, masih dibicarakan, belum final ya,”ucapdia.

Tiga hari pascabencana, tim masih membersihkan area dan melakukan penanganan untuk mengantisipasi kemungkinan longsor susulan. Selanjutnya, posko bencana longsor ditutup dan penanganan pascabencana diserahkan kepada pemdes setempat.