Liputan6.com, Kendari - Puluhan warga Kelurahan Kasilampe, Kecamatan Kendari Kota Kendari, berdemonstrasi di jalur jalan arah Kota Kendari-Pantai Toronipa, Selasa (23/11/2021). Warga kesal, pemerintah mengabaikan jalan rusak selama belasan tahun.
Akibatnya, warga sekitar merasakan dampak selama bertahun-tahun. Saat musim panas, debu kerap membuat anak kecil dan orang dewasa sakit-sakitan. Saat musim hujan, jalanan berlumpur dan menghalangi aktivitas warga.
Pantauan di lokasi, warga memasang tumpukan batang pohon di tengah jalan yang menghubungkan jalur ke Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) PT Pertamina di Kota Kendari. Aksi dilakukan sejak pukul 08.00 Wita.
Advertisement
Karena aksi ini, puluhan mobil pengangkut bahan bakar minyak untuk industri dan pertambangan, terpaksa berhenti beroperasi sejak pagi.
Baca Juga
Padahal, puluhan mobil pengangkut BBM ini, beroperasi sebanyak dua kali setiap hari. Mereka harus menuju ke sejumlah kabupaten seperti Kolaka, Konawe Utara, Konawe, dan Konawe Selatan.
Ditemui di lokasi, Agus, salah seorang sopir truk pengangkut BBM industri mengaku sudah terjebak di tengah aksi demonstrasi sejak pagi. Pria yang sudah melalui jalur ini sejak 3 bulan lalu, akan mengangkut minyak solar sebanyak 10.000 liter dari Kota Kendari ke lokasi pertambangan di Kecamatan Morosi Konawe dan Kecamatan Wiwirano Konawe Utara.
"Seharusnya, dua kali saya mengangkut ke Konawe Utara pagi dan siang. Tapi ini, sudah tak bisa sejak pagi," ujar Agus.
Menurut Agus, dia bakal menyalurkan BBM untuk kebutuhan tugboat kapal tambang dan kebutuhan industri di Morosi, Konawe Utara. Wilayah ini, diketahui menjadi salah satu proyek strategis nasional di Indonesia bagian timur.
"Saya sudah ditelepon bos. Karena kapal di sana mau beroperasi, tapi bahan bakar belum ada. Kalau begini, ya mau diapakan," ujar Agus pasrah.
Salah seorang sopir truk lainnya, Herman Jaya ikut mengeluh. Dia mengungkapkan, akan membawa BBM menuju wilayah Konawe. BBM akan diangkut menuju salah satu proyek bendungan Ameroro.
Proyek bendungan Ameroro di Kabupaten Konawe diketahui masuk ke dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) berdasarkan Perpres No. 109/2020. Saat ini, tengah dilakukan pembangunan sejumlah fasilitas.
"Saya ditelepon orang proyek di bendungan, karena ekskavator dan mesin katanya butuh solar, heheheh... Tapi mau bagaimana, begini modelnya saya juga bingung," ujar Herman saat ditemui Liputan6.com.
Dia berharap, kondisi ini cepat diselesaikan pemerintah bekerja sama dengan masyarakat. Sebab, jika kondisi ini berlangsung selama beberapa hari, dikhawatirkan pekerjaannya tertunda.
"Kalau BBM tertunda penyalurannya, bisa kacau. Karena mobil ekskavator dihitung per jam," ujarnya.
Dia menjelaskan, kalau BBM terlambat disalurkan, akan berdampak ke pemilik alat berat dan pihak pekerja proyek bendungan. Dia menjelaskan, biasanya sewa alat berat akan dihitung setiap jam dalam posisi kerja atau tidak.
"Kalau tak ada BBM begini, tetap masuk hitungan. Jadi, pihak pemilik proyek yang mungkin rugi," jelasnya.
Diketahui, aksi blokade jalur jalan pengangkutan BBM di Kota Kendari, menjadi aksi pertama kali. Demonstrasi ini, menyebabkan sejumlah sopir truk pengangkut BBM memilih tidur atau turun beristirahat di sekitar lokasi demonstrasi.Â
Â
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Alasan Warga Kesal
Jalur jalan poros Kasilampe Kendari-Pantai Toronipa Kendari, menjadi salah satu jalur strategis. Selain menghubungkan Kota Kendari dengan daerah wisata, juga menjadi jalur utama truk angkutan BBM dari Depot Pertamina menuju ke sejumlah kabupaten.
Jalur ini, juga menjadi lokasi melintasnya puluhan truk pengangkut BBM setiap hari. Rata-rata, setiap truk melintas dua sampai 3 kali setiap hari dari Depot BBM milik PT Pertamina menuju Kota Kendari dan kabupaten lain.
Rata-rata, setiap truk bermuatan 10.000 liter. Namun, ada beberapa truk milik PT Pertamina yang ukurannya beberapa kali lebih besar.
Menurut warga, kondisi ini terjadi selama bertahun-tahun, menyebabkan jalan rusak. Kondisi jalan berlubang dan berdebu, bisa dijumpai pada jalan sepanjang 3 kilometer lebih.
Salah seorang warga, Nur Lina mengatakan, kalau musim panas, bocah-bocah di sekitar jalan poros kelurahan Kasilampe, kerap menerima dampaknya.
"Orang dewasa saja, sering kena flu dan demam. Apalagi anak-anak, biar dalam rumah penuh debu," ujar Nur Lina.
Dia menambahkan, penyebab lainnya, yakni drainase tidak maksimal. Sehingga, sistem pembuangan air dari salah satu perumahan, langsung mengalir ke jalan.
"Jadi jalan cepat rusak, karena air kadang menggenang," tambah Nur Lina.
Jaka, salah satu pemilik usaha meubel mengatakan, lokasi tempat berjualannya juga terkena dampak. Malah, untuk membuat mebel miliknya tetap diminati pembeli, dia mesti menutup dengan kantong plastik.
"Kalau mobil pengangkutan BBM lagi lewat, debu masuk dalam kios. Apalagi cuaca panas, lihat tenda-tenda saya penuh debu semua," ujarnya.
Â
Advertisement
Warga Ancam Duduki Depot Pertamina
Kekesalan warga yang ditahan selama bertahun-tahun, memuncak pada Selasa (23/11/2021). Warga Kasilampe dan sekitarnya, mengancam menduduki depot pengisian BBM milik Pertamina. Namun, aksi gagal usai polisi, dibantu anggota TNI serta pemerintah setempat mencegah aksi warga.
"Ini sudah puluhan tahun kondisi ini, kami kecewa sebagai warga Kota Kendari," ujar La Ode Ashar, salah seorang warga di Kota Kendari.
Menurutnya, soal jalan ini, sebenarnya menjadi tanggungjawab Ketua DPRD Sulawesi Tenggara, Abdurrahman Shaleh. Sebenarnya, Ketua DPRD bisa memaksimalkan pembangunan jalan di lokasi ini. Dia juga menyindir, Abdurrahman sebenarnya merupakan warga yang pernah bermukim di sekitar lokasi jalan rusak.
Menurutnya, DPRD sudah beberapa kali berdemonstrasi soal jalan, lalu menggelar RDP dengan warga dan pemerintah. Namun, tidak ada gerakan berarti yang diambil DPRD.
"Padahal jalur ini strategis, sebab menjadi jalur menuju vila Gubernur Ali Mazi dan depot BBM Pertamina, kenapa jalan ini tak diperhatikan," ujar La Ode Ashar.
Menurutnya, ketika ada objek vital di sekitar jalan, harusnya menjadi perhatian. Namun, ternyata tak juga ada perhatian serius selama belasan tahun.
"Ini sebenarnya yang menentukan hanya sikap Good Willing pemerintah saja," ujar La ode Ashar.
Dia juga membenarkan, rumah dan infrastruktur di sekitar jalan ikut terkena dampaknya. Bahkan, tempat ibadah pun ikut kotor akibat debu yang dihasilkan dari lalu lalang kendaraan besar jenis truk.
Â
Janji Pemerintah dan Sikap Pertamina
Kadis Binamarga dan Sumber Daya Air Provinsi Sulawesi Tenggara, Burhanuddin, hadir di lokasi pemblokiran jalan. Sebelum kedatangannya, ada salah seorang kabid muncul di lokasi, namun warga menolak.
Di depan warga, Burhanuddin menjanjikan, akan melakukan pemeliharaan jalan hingga Desember 2021. Selanjutnya, dia berharap, pihaknya akan mengusulkan usulan rehabilitasi jalan pada 2021.
"Untuk saat ini, kami akan melakukan pemeliharaan jalan. Semua kami akan sentuh yang ada lubang-lubangnya, kami tutup hari ini. Juga saluran-saluran," ujarnya.
Kalau untuk pengaspalan, pihak Dinas Binamarga akan mengupayakan untuk dikerjakan tahun 2022. Dia menyebut, akan menghabiskan anggaran Rp3 miliar sampai Rp 3,5 miliar setiap kilonya.
"Kami masih akan hitung berapa panjangnya," ujarnya.
Di lain pihak, Senior Supervisor Communication and Relation Pertamina regional Sulawesi, Taufik Kurniawan menyatakan, pertamina sudah berkoordinasi intensif dengan polisi dan Pemda agar armada Pertamina bisa dikawal melewati blokade warga.
"Kami mencoba jalur alternatif, kondisi di SPBU amana dan normal. kami harapkan, instansi terkait melakukan upaya membuka blokade jalan karena kondisi ini merugikan masyarakat Kota Kendari dalam hal pendistribusian BBM," ujarnya.
Dia juga berharap, pihak warga tidak panic buying karena kondisi di SPBU di Kota Kendari masih stabil.
Advertisement