Sukses

BNPB Imbau Pemda Siapkan Rencana Penanggulangan Bencana untuk Kurangi Risiko

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mendorong pemerintah daerah dalam mengoptimalkan perencanaan pembangunan daerah berbasis pengurangan risiko bencana.

Liputan6.com, Jakarta - Segala hal yang berkenaan dengan penanganan bencana adalah urusan bersama. Oleh karena itu, sinergi dari banyak pihak sangatlah diperlukan.

"Pemerintah, masyarakat, akademisi, dunia usaha, dan media saling bahu-membahu mewujudkan ketangguhan bencana. Dari pemerintah baik negara provinsi, kota kabupaten sampai ke tingkat kelurahan atau desa bahkan sampai RT dan RW," ujar Mukhamad Fathoni, perwakilan dari Pusat Studi Kebumian dan Kebencaaan Universitas Brawijaya kepada Liputan6.com melalui pesan singkat, Rabu (24/11).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mendorong pemerintah daerah dalam mengoptimalkan perencanaan pembangunan daerah berbasis pengurangan risiko bencana. Hal tersebut merupakan aksi nyata yang diwujudkan dalam integrasi rencana penanggulangan bencana (RPB) dengan rencana pembangunan daerah.

Untuk itu, pihaknya mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) guna menyusun dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) yang merupakan hal penting yang dapat menjadi acuan bagi suatu daerah dalam melaksanakan penanggulangan bencana yang terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh.

 

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 3 halaman

Peserta BIMTEK RPB di Kota Bogor

Bimtek RPB tersebut diikuti oleh 37 orang peserta yang melibatkan pentahelix kebencanaan baik dari BPBD, BAPPEDA, Akademisi dari pusat studi kebencanaan Universitas di Indonesia, bahkan dari BPBD Papua dan Anambas terluar dan perbatasan NKRI untuk bersama-sama mengintegrasi RPB dengan rencana pembangunan di daerahnya masing-masing. Adapun tujuan dari Bimtek RPB ini yaitu membantu pemerintah daerah memahami rencana penanggulangan bencana (RPB).

“Diskusi dan mencari solusi pada tahap-tahap penyusunan perencanaan seperti isu strategis, pemrograman, pemetaan masalah dan mengaitkannya dengan perencanaan yang sudah ada seperti RPJMN, dan RPJMD,” ujar Mukhamad Fathoni yang juga Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya di sela-sela acara bimbingan teknis Penyusunan Dokumen RPB di Kota Bogor.

3 dari 3 halaman

Agenda BIMTEK RPB

 Adapun agenda bimbingan Teknis (Bimtek) RPB dilaksanankan sebelumnya secara daring pada tanggal 11-17 November 2021 dengan media zoom dan pembelajaran google classrom kemudian dilanjutkan luring pada tanggal 22-27 November 2021. Pertemuan luring yang berlangsung dengan baik dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ketat bahkan peserta harus di swab test antigen sebelum acara luring dengan penerapan 3 M berlaku secara ketat di Hotel Bigland, Jl. Malabar Tengah Kota Bogor.

Perwakilan BPBD terjauh dan perbatasan dgn malaysia dan Singapore Bapak Syarif Ahmad, SE dari Anambas Kepulauan Riau menyampaikan bahwa dengan memanfaatkan teknologi seperti google classroom dan daring via zoom sangat membantu memberikan pemahaman yang komprehensif dalam memahami penyusunan RPB secara terstruktur dan sistematis walaupun posisi di daerah terjauh dan terluar di Indonesia.

Sementara itu, dalam sambutannya Raditya Djati, Deputi Sistem dan Strategi Direktur Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana dan Agus Wibowo, menyampaikan bahwa Indonesia telah memiliki kebijakan nasional Rencana Induk Penanggulangan Bencana (RIPB) 2020–2044. RIPB Ini merupakan capaian untuk mewujudkan resiliensi bangsa. Rencana induk perlu diturunkan sampai ke tingkat lokal oleh daerah, salah satunya RPB.

 

Penekanan Dokumen RPB

Penyusunan dokumen RPB ini menekankan pada kolaborasi antar organisasi perangkat daerah (OPD), khususnya Badan Perencanaan Daerah (Bappeda), dan Akademisi Pergutuan Tinggi baik di tingkat provinsi, kabupaten dan kota. Diharapkan dokumen RPB menjadi dokumen bersama untuk manfaat bagi kepentingan masyarakat.

Kesan Mengikuti BIMTEK RPB

Ucapan terima kasih kepada Direktorat Pengembangan Straregi PB, Bapak/Ibu Pemateri, dan Bapak/Ibu panitia dan peserta atas pelaksanaan Bimteknya khususnya kelompok IV. Memberikan wawasan-wawasan baru bagi peserta di daerah agar dapat benar-benar diimplementasikan di kemudian hari.

"Kerja pentahelix dengan sinergi dan harmonisasi secara terukur, terarah secara smart jadi salah satu solusinya meski kadang harus berhadapan dengan keterbatasan sumber daya yang ada," tandas Mukhamad Fathoni.