Sukses

Saat Kajari Garut Jadi Koki Dadakan di Barak Pengungsian Banjir Bandang Garut

Saat ini, kondisi terdampak di blok Kampung Munjul, Desa Sukawening terbilang parah, sebanyak 38 rumah rusak dengan berbagai kategori mulai rusak parah, sedang, hingga ringan akibat sapuan banjir bandang.

Liputan6.com, Garut - Ada pemandangan berbeda saat kunjungan lapangan pemberian bantuan sosial (bansos) Kejaksaan Negeri (Kejari) Garut, Jawa Barat di area korban banjir bandang Kecamatan Sukawening, Garut, Selasa siang.

Menggunakan stelan PDL lapangan korps Adhiyaksa, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Garut Neva Susanti, tanpa canggung menjadi koki dadakan, sekaligus pelayanan untuk membantu menyediakan makan siang bagi para korban terdampak banjir bandang.

"Saya coba dulu enak gak ya?" ujar dia di sela-sela menyiapkan makanan yang diperuntukkan bagi para korban banjir bandang di blok Kampung Munjul, Desa Sukawening, Kecamatan Sukawening Garut, Selasa (30/11/2021).

Satu per satu piring dari bahan plastik yang sebelumnya menumpuk di depan meja yang disulap menjadi meja makan darurat itu, dia isi dengan nasi yang sejurus kemudian para Kepala Seksi (Kasi) Kejari Garut ikut membubukan lauk pauk yang telah disediakan.

"Jika kurang bisa tambah lagi ya," ujar Neva menyemangati pengungsi yang telah mengantre.

Kondisi itu tampak serasi dengan sikap cekatan yang ditunjukan para kasi yang ikut berderat di sampingnya, untuk ikut membantu atasannya dalam "hajatan kecil" untuk membahagiakan para pengungsi banjir bandang itu.

"Ada banyak menu mulai ayam, tempe, telur dan lainnya semoga bermanfaat bagi mereka," ujar dia.

Beberapa awak media peliput pun, sengaja menambah porsi makan dari lezatnya makanan yang disajikan secara sederhana tersebut. "Ayo silahkan nambah lagi jika masih kurang, mumpung ada," ujar Neva mengajak wartawan yang tengah menikmati sajian.

Menurut Neva, kunjungan kemanusiaan yang dilakukan lembaganya kali ini, merupakan salah satu misi dari "jaksa berbagi" yang menjadi bagian program Kejari Garut.

"Kami di sini sudah ngecek ke lapangan dengan kondisi riil seperti apa yang terjadi di sini," ujarnya.

Saat ini, kondisi terdampak di blok Kampung Munjul, Desa Sukawening terbilang parah, sebanyak 38 rumah rusak dengan berbagai kategori mulai rusak parah, sedang hingga ringan akibat sapuan banjir bandang.

"Mereka tidak bisa menyelamatkan barang-barang mereka saat musibah terjadi," kata dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Prioritas Bantuan

Neva menambahkan, selepas melakukan peninjauan lapangan, saat ini yang menjadi prioritas kebutuhan warga terdampak adalah ketersediaan logistik dan air bersih.

"Sementara kami prioritas di sini dulu, berarti kami masih memungkinkan di titik lain," kata dia.

Beberapa bahan logistik yang menjadi lebutuhan warga terdampak banjir bandang kali ini yakni sembako, pakaian bersih, selimut, dan tempat tidur.

"Jadi harus siap siaga antara pemda dan semua stakeholder pemerintah Garut, termasuk masyarakat agar bisa menanggulangi pasca kejadian," ujar dia.

Menurutnya, penanggulangan bencana seperti banjir bandang kali ini, harus dilakukan secara bersama-sama antar pemangku kepentingan di Garut. "Bencana alam ini tidak bisa sebagian saja membantu, tapi paripurna membantu," kata dia.

Dengan upaya rempukan itu, diharapkan mampu membantu beban berat yang tengah dialami seluruh warga terdampak banjir bandang. "Paling tidak bisa meringankan beban korban," kata dia.

Tidak hanya itu, hasil tinjauan lapangan kali ini, ujar dia, bisa menjadi salah satu bahan masukan atau rekomendasi bagi Pemerintah Daerah (Pemda) Garut, dalam upaya penanggulangan pascabencana.

"Insya Allah pastinya saya menyampaikan di samping pimpinan kami di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, kami juga akan menyampaikan ke bupati," kata dia.