Sukses

Pelaku UMKM Kuliner di Bali Putar Otak Bertahan Saat PPKM, Andalkan Platform Digital untuk Jualan

Tak sedikit restoran dan hotel di Bali gulung tikar akibat pandemi Covid-19 yang melanda. Namun, para pelaku UMKM khususnya kuliner di Bali memanfaatkan platform digital untuk mengembangkan bisnisnya agar tidak terdampak diberlakukannya kembali PPKM.

Liputan6.com, Denpasar - Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh wilayah di dunia memberikan dampak besar terhadap sektor pariwisata Bali, termasuk UMKM kuliner. Ketika Presiden Joko atau Jokowi menetapkan status kedaruratan kesehatan masyarakat sebagai cara untuk menekan laju penyebaran virus Covid-19, nasi ayam kedewatan Ibu Mangku, Seminyak, terpaksa harus menutup outletnya selama tiga bulan. Namun, ia bekerja sama dengan platform digital seperti Go-Food untuk menyelamatkan usahanya.  

Made Bayu Darmadi, penerus dari Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku, Seminyak, pun memutar otak untuk bisa mempertahankan karyawannya yang sebagian besar sudah bekerja lebih dari empat tahun.

"Ketika kami membuka outlet kembali saat pandemi, pemasukan turun drastis ke Rp50.000-Rp 200.000 per hari," ujar Bayu di Denpasar, Kamis (2/12/2021).

Bayu menyebut dirinya melakukan berbagai inovasi untuk menarik pelanggan dengan mengandalkan layanan pesan-antar makanan online, seperti GoFood.

"Dulu kami hanya memiliki dua menu di GoFood, nasi bungkus dan nasi kotak. Saya kemudian menambahkan variasi menu lainnya, seperti nasi bungkus biasa, spesial, dan komplet. Saya juga menyediakan menu ala carte, seperti sambal, sate, dan ayam suwir," ujar dia.

Tak hanya itu, selain menjadi andalan pelanggan GoFood, Bayu mengakui bahwa ekosistem Gojek sangat membantu restonya bertahan di tengah pembatasan aktivitas masyarakat.

"Misalnya, untuk mengatur manajemen dan operasional resto, saya dibantu aplikasi khusus mitra usaha, GoBiz. Sehingga, sistem pencatatan transaksi jadi lebih terstruktur dan operasional restoran pun menjadi autopilot," ucap Bayu.

 

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Omzet Melesat

Sementara, saat pemerintah menetapkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang melarang layanan makan di tempat, Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku, Seminyak, praktis bergantung pada layanan pesan-antar online dan tidak khawatir karena penjualan bisa tetap stabil.

"Dari segi pelayanan, fitur Variasi Menu membuat kami dapat memenuhi keinginan pelanggan yang berbeda-beda. Benar-benar di luar dugaan, saat ini ada teknologi yang dapat membantu bisnis makanan hingga semua aspek operasional bisa tercover," kata Bayu.

Kini, saat keadaan berangsur normal, Bayu mendapati kalau penjualan melalui GoFood mampu menaikan omzet restoran hingga 2 kali lipat, yang dulunya sempat hampir tidak ada orderan, sekarang bisa 80-110 orderan per harinya.

"Layanan GoFood sangat membantu kami bertahan di masa pandemi. Saya mendapati salah satu pelanggan bahkan memesan hidangan dari resto kami tiga kali dalam satu hari lewat GoFood. Saya sangat berterima kasih, hingga mengirimkan salam lewat driver," tuturnya.

Ia menceritakan pengalaman Bayu mengandalkan teknologi untuk bertahan di masa pandemi, keadaannya seperti dengan survei Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI). Di mana pendapatan mitra UMKM GoFood rata-rata naik 66% di tahun 2021 dibandingkan tahun 2020, di mana 4 dari 5 UMKM percaya GoFood mendukung pertumbuhan usaha mereka.

Pada survei yang sama, 9 dari 10 mitra berencana untuk menjalankan kemitraan jangka panjang bersama GoFood. Mereka mengakui GoFood memberikan banyak manfaat, diantaranya kesempatan mengatur promosi, akses ke pelanggan yang lebih luas, hingga kemudahan mengelola kegiatan operasional dengan aplikasi GoBiz.

Dalam survei LD FEB UI itu menyebut peningkatan pendapatan UMKM berdampak positif pada pemulihan ekonomi Indonesia pada masa pandemi. Peningkatan tersebut membuat kontribusi ekonomi Gojek dan GoTo Finansial pada perekonomian nasional diperkirakan mencapai Rp249 triliun atau setara dengan 1.6% dari PDB Indonesia di tahun 2021.

Tak hanya itu, Bank Indonesia menyebut Bali bisa kembali bangkit meskipun kini pertumbuhan ekonominya berada di level terbawah nasional. Berdasarkan hasil survei, indikator, sistem keuangan, stabilitas harga dan keuangan pemerintah, Bank Indonesia Bali pun memproyeksi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali pada 2022 tumbuh positif di kisaran 5,4 persen sampai 6,2 persen.

Hal itu, dipercaya mendorong pertumbuhan ekonomi di antaranya pemulihan kegiatan masyarakat seiring gencarnya vaksinasi, penyelenggaraan sejumlah kegiatan internasional seperti KTT G20, hingga pemulihan pariwisata domestik yang akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan UMKM, termasuk UMKM kuliner lokal seperti nasi ayam kedewatan Ibu Mangku, Seminyak.