Liputan6.com, Bandung - Nike Aryani suka memasak. Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung di Tanah Air, mendorong kalangan ibu rumah tangga seperti Nike lebih banyak dan lebih sering masak di rumah.
Demi menjaga kesehatan, memastikan kebersihan makanan dan memutus rantai penyebaran Covid-19, kreativitas ibu rumah tangga dalam memasak untuk untuk pemenuhan nutrisi keluarga menjadi salah satu kunci penting dalam mengatasi situasi seperti sekarang ini.
"Saat banyak diam di rumah, masak jadi salah satu kegiatan yang paling sering saya lakukan. Apalagi kan makanan sehat harus diperhatikan agar keluarga kita terlindungi," kata Nike saat ditemui Liputan6.com, Rabu (1/2/2021).
Advertisement
Selain mencoba aneka resep makanan, Nike mengaku menggunakan kompor induksi. Ia memakai kompor yang bersumber dari tenaga listrik itu setelah menyaksikan langsung bagaimana cara menggunakannya.
Pada 2019 lalu ketika ia bersama suami mengunjungi toko perlengkapan rumah tangga, wanita paruh baya ini membeli kompor listrik. Ia tertarik dengan presentasi pegawai toko yang mempraktikkan memasak dengan kompor yang panasnya bersumber dari listrik tersebut.
"Saya beli kompor listrik pertama kali sekitar tiga tahun lalu. Keinginan beli sendiri karena praktis saja. Kompornya mudah dibersihkan, fleksibel bisa dibawa bahkan ditaruh di atas meja makan, cuma dengan colok kabel masakan bisa dihidangkan," ujarnya.
Alasan Memilih Kompor Induksi
Nike memiliki sebuah kompor listrik yang memakai daya 800 watt. Memiliki permukaan yang rata dan mudah dibersihkan, menjadi alasan Nike memilih menggunakan kompor induksi.
"Kalau dibandingkan dengan kompor konvensional memang baru 40 persen penggunaan kompor listrik. Tapi,sudah sering digunakan sehari-hari untuk memasak yang praktis," ucap warga Perumahan Katapang Indah Residence Pangauban, Kabupaten Bandung itu.
Untuk memasak dengan kompor induksi, Nike memanaskan panci yang terbuat dari logam besi. Besi digunakan karena bisa mengonsentrasikan arus untuk menghasilkan panas yang baik ketika kompor listrik dinyalakan.Â
"Kalau jenis masakannya memang untuk yang porsi kecil seperti masak barbeque, suki, sayur, dan goreng makanan yang sederhana. Disesuaikan dengan kapasitasnya," ucap Nike.
Nike merasa beruntung karena selama pandemi memiliki kompor yang lebih hemat energi, lebih aman, lebih cepat, dan memberinya ruang berkreasi.
"Jadi lebih bersih dapurnya dibanding menggunakan kompor konvensional, lebih murah dan yang paling penting lebih ramah lingkungan," cetusnya.
Simak Video Pilihan di Bawah Ini:
Sosialisasi Kampung Kompor Induksi PLN
Dikenal tetangga memiliki kebiasaan memasak dengan kompor listrik, Nike ditantang untuk menyosialisasikan penggunaan kompor induksi. Agustus 2021 lalu, Ketua Forum Silaturahmi Ibu-Ibu Katapang Indah Residence ini kedatangan PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat yang meresmikan Kampung Listrik PLN.
Nike mengatakan, awalnya seorang tetangga menginformasikan program yang digagas PLN Distribusi Jawa Barat tersebut. Ia pun mengajukan proposal permohonan agar 60 kepala keluarga di tempat ia tinggal mendapatkan bantuan kompor induksi.
"Kebetulan di kompleks kita ini ditujukan untuk skala rumah tangga. Prosesnya tiga bulan sejak pertama kali dapat informasi," kata Nike.
Dalam program kampung kompor induksi, PLN memberikan 100 kompor induksi dan melakukan edukasi penggunaan kompor induksi bagi warga di dua kampung listrik PLN. Kedua lokasi tersebut yaitu Perumahan Panghegar Permai III Ujung Berung Kota Bandung dan Perumahan Katapang Indah Residence Pangauban Kabupaten Bandung.
"Untuk kompleks kita bantuannya dapat 50 KK. Satu paket bantuan masing-masing terdiri dari kompor dan alat masak berupa wajan yang bisa digunakan untuk kompor induksi. Sebagian ibu-ibu di sini sudah menggunakan dan mereka sangat menyambut positif adanya program ini," kata Nike.
Nike juga tak khawatir dengan isu kenaikan tarif listrik. Selama tiga tahun menggunakan kompor induksi, penggunaan listrik ia rasa masih lebih hemat dibandingkan kompor konvensional atau LPG.
"Hitungan konversi kompor induksi lebih hemat dibandingkan dengan konvensional. Toh kalau LPG naik juga pasti terasa kan," ungkapnya.
Ketua PKK RW 01 Perum Panghegar Permai III Yeti Umiyati mengatakan bahwa penggunaan kompor induksi lebih nyaman dan aman. "Semula kami kira kompor listrik barang yang menakutkan, tapi ternyata kompor ini sangat canggih, dan masaknya cepat," katanya.
Plh Manajer Komunikasi PLN UID Jabar Asep Priatna mengatakan komitmen PLN untuk mendorong penggunaan kompor induksi di masyarakat. "Ini merupakan komitmen PLN memasyarakatkan electrifying lifestyle sekaligus mewujudkan Jawa Barat Juara Energi Bersih," ujarnya.
Asep menjelaskan bahwa penggunaan kompor induksi juga lebih efisien. Hasil percobaan PLN menunjukkan, untuk memasak 1,5 liter air dengan menggunakan kompor induksi sampai dengan suhu 100 °C selama 11,3 menit sebesar Rp334, sementara menggunakan kompor gas selama 9,04 menit sebesar sekitar Rp438.
Advertisement
Kompor Listrik Dapat Menghemat Pengeluaran
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan kompor listrik dapat menghemat pengeluaran kelompok rumah tangga yang mendapatkan subsidi listrik.
"Bagi masyarakat, konversi ke kompor induksi mengurangi beban biaya memasak hingga 57 persen bagi rumah tangga bersubsidi PLN," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Munir Ahmad dalam keterangannya, Jumat (12/11/2021) lalu.
Dia mengatakan, bagi pemerintah, kompor induksi listrik dapat menghemat devisa negara, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan menyerap tenaga kerja dalam negeri. Selain hemat, Munir juga mendorong penggunaan kompor listrik sebagai salah satu upaya meningkatkan penggunaan energi bersih di masyarakat melalui konversi dari elpiji ke listrik.
Konversi ke kompor induksi juga menjadi upaya menciptakan kemandirian energi di tengah tingginya impor elpiji yang mencapai Rp50,6 triliun per tahun. Bagi PLN, konversi kompor induksi ini dapat mengoptimalkan pemanfaatan reserve margin perseroan saat memasak pagi dan sore hari setara 3,2 gigawatt dengan potensi pendapatan Rp1,8 triliun per tahun.
Munir menambahkan, sebelumnya PLN telah melakukan kajian soal potensi konversi pengguna kompor elpiji ke kompor induksi rumah tangga subsidi di lokasi yang tidak dilalui jaringan gas dan dimetil eter. "Berdasarkan kajian tersebut, pemanfaatan kompor induksi dapat mencapai 19 juta pengguna pada 2030," bebernya.
Kondisi itu dapat meningkatkan belanja lokal dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 0,5 persen. Adapun pemerintah memperkirakan anggaran yang dibutuhkan untuk mendorong program konversi kompor induksi listrik sebesar Rp2,85 triliun untuk mencapai target 2 juta pengguna pada 2022.
Anggaran itu terdiri dari pemberian gratis kompor induksi beserta utensilnya sebesar Rp2,4 triliun dan pemberian subsidi atas tambahan pemakaian listrik kompor induksi sebesar Rp456 miliar.
Gaungkan Electrifying Lifestyle
Medio November 2021 lalu, Presiden Joko Widodo mengumpulkan jajaran direksi serta komisaris PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero). Salah satu arahannya, Jokowi meminta program transisi energi dijalankan, seperti penggunaan kendaraan listrik dan kompor induksi.Â
"Kalau kita bisa mengalihkan itu ke energi yang lain, misalnya mobil diganti listrik semuanya, gas rumah tangga diganti listrik semuanya, karena di PLN oversupply. Artinya, pasokan dari PLN terserap, impor minyak di Pertamina turun," kata Jokowi.Â
Merespons arahan Jokowi, PT PLN siap mengawal program pengalihan kompor berbasis energi impor atau LPG ke kompor berbasis energi domestik (kompor listrik) atau yang lebih dikenal kompor induksi, sebagai solusi menekan impor dan memperbaiki neraca perdagangan.
Menurut Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN, Bob Saril, PLN berkomitmen menjalankan program konversi kompor induksi. Bahkan, PLN sebenarnya tengah menggulirkan program Satu Juta Kompor Induksi.Â
Adapun cadangan daya yang telah lebih dari 30 persen di hampir seluruh sistem kelistrikan, PLN siap mendukung program konversi kompor induksi. "PLN juga siap menggulirkan diskon tambah daya guna mempermudah pelanggan untuk beralih ke kompor induksi," kata Bob.
Salah satunya, saat ini tengah berjalan, PLN memberikan harga khusus tambah daya hanya sebesar Rp150 ribu melalui program Nyaman Kompor Induksi 2021 bagi pelanggan yang membeli kompor induksi melalui rekanan yang memiliki kerja sama dengan PLN.
Mengubah Kebiasaan Masyarakat
Dari sisi penggunaan, kompor induksi juga lebih murah dibandingkan dengan kompor LPG. Hasil uji coba menunjukan, untuk memasak 1 liter air menggunakan kompor induksi 1.200 watt hanya memerlukan biaya sebesar Rp158, sementara dengan kompor elpiji tabung 12 kilogram sekitar Rp176. Sehingga dengan pola memasak rata-rata masyarakat di Indonesia, terjadi penghematan Rp28.500 dari biaya memasak setiap bulan.Â
Selain itu, karena ini sifatnya mengubah kebiasaan masyarakat, PLN juga terus mengampanyekan electrifying lifestyle yang salah satunya penggunaan kompor induksi. "Kami memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kelebihan dan manfaat penggunaan kompor induksi," tutur Bob.
Dari sisi waktu memasak juga lebih hemat karena kompor induksi memungkinkan penyebaran panas yang lebih merata ketimbang kompor gas. Hal ini memungkinkan aktivitas memasak lebih cepat, sehingga hemat waktu. Waktu masak yang lebih cepat akan membuat kompor listrik lebih hemat penggunaan energi daripada gas.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan penggunaan induksi berpotensi memberikan penghematan R 60 triliun bagi negara.Â
"Ini percepatan penekanan impor dalam 5 tahun ke depan, kalau kita bisa ubah minyak tanah ke LPG kenapa ga ubah LPG ke listrik saja," kata Erick pada 31 Maret 2021.
Advertisement