Sukses

Jangan Panik, Berikut Titik Evakuasi Tsunami di Kota Cilegon

Sejumlah tempat evakuasi disiapkan Pemkot Cilegon agar masyarakat bisa menyelamatkan diri jika terjadi tsunami.

Liputan6.com, Cilegon - Sejumlah tempat evakuasi disiapkan Pemkot Cilegon agar masyarakat bisa menyelamatkan diri jika terjadi tsunami. Lokasi evakuasi sementara di Kota Cilegon yakni SDN Pulorida, SDM Gerem 3 di Kecamatan Grogol, lapangan terbuka Palm Hills, lapangan terbuka Karangjetak, dan kantor Kelurahan Randakari.

"Titik evakuasi akhir, SMP 4 Cilegon, kantor Kelurahan Jombang Wetan, Kelurahan Gunung Sugih, lapangan terbuka Kubang Lumrah Kidul Kelurahan Tegal Ratu," kata Wali Kota Cilegon, Helldy Agustian, usai apel siaga bencana di depan kantornya, Jumat (3/12/2021).

Menurut Helldy, Kota Cilegon rawan bencana alam, bencana industri, dan bencana alam yang mengakibatkan bencana industri. Untuk itu, Heldy mengaku khawatir jika bencana alam ini menimbulkan bencana kimia mengingat banyaknya pabrik di Cilegon.

Saat ini, Helldy melanjutkan, baru RS Krakatau Medika (RSKM) Cilegon yang bisa merawat korban paparan atau kecelakaan kimia jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam. Dirinya juga meminta pihak perusahaan terus melatih pegawainya agar tangguh menghadapi bencana.

"Rumah sakit yang sudah disiapkan, yang baru bisa terhadap kimia ini baru RSKM. Kami minta untuk industri terutama adanya simulasi," terangnya.

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

BPBD Kota Cilegon Cuma Punya Satu Perahu Karet

BPBD Kota Cilegon baru memiliki satu perahu karet untuk mengevakuasi korban di air. Kepala pelaksana (Kalak) BPBD Cilegon, Nikmatullah menerangkan, bencana industri sangat berbahaya, sehingga harus ditangani secara khusus.

"Yang pasti kalau ada pabrik kimia itu yang perlu diwaspadai, itu yang dikhawatirkan karena berbahaya sekali," kata Kalak BPBD Cilegon, Nikmatullah, ditempat yang sama, Jumat (03/12/2021).

Sebelumnya diberitakan bahwa Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyatakan Kota Cilegon, Banten, berpotensi terjadi tsunami setinggi 8 meter. Kemudian, sejumlah daerah di Indonesia akan mengalami cuaca buruk sejak akhir tahun 2021 hingga awal tahun 2022 mendatang. Oleh karena itu, BMKG meminta pemerintah menyiapkan mitigasi dan penanganan bencana di daerah.Â