Sukses

Mengintip Transaksi Digital di Pasar Segamas Purbalingga, Efektifkah?

Para pedagang di Pasar Segamas Purbalingga ini difasilitasi Bank Rakyat Indonesia (BRI) dalam penyediaan quick response (QR) code untuk bertransaksi secara digital

Liputan6.com, Purbalingga - Kalau masih mengira belanja di pasar itu ribet, Anda belum pernah belanja di Pasar Segamas Purbalingga. Di pasar ini, belanja sayuran atau jajanan pasar semudah belanja di mall-mall kota metropolitan.

Sebab, pasar terbesar di Purbalingga ini kini dilengkapi layanan SIAP (Sehat, Inovatif, Aman, Praktis) QRIS (Quick Response Indonesian Standard), layanan transaksi digital hasil kerja sama Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Purwokerto dan Kementerian Perdagangan.

Transaksi digital diyakini lebih sehat karena nirsentuhan fisik. Di era pandemi, semakin minim kontak fisik semakin besar peluang terhindar dari paparan virus korona.

"Kesehatan menjadi barang berharga, dengan layanan ini kami berharap bisa mencegah transmisi sekaligus mendukung upaya pemulihan ekonomi," kata Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purbalingga, Johan Arifin, usai peresmian SIAP QRIS di Pasar Segamas, Kamis (9/12/2021).

Dari sekitar 700 pedagang pasar Segamas, ada 46 yang menggunakan QRIS. Para pedagang ini difasilitasi Bank Rakyat Indonesia (BRI) dalam penyediaan quick response (QR) code untuk bertransaksi secara digital.

Puji Setiawan, pedagang jajanan pasar, mengaku QRIS lebih efektif untuk bertransaksi. Buat dia, pedagang tidak perlu cemas dengan peredaran uang palsu atau harus ribet menyiapkan uang receh untuk kembalian.

Pedagang Purbalingga ini hanya perlu menyebut berapa total nilai belanja, lalu pembeli bisa langsung membayar dengan memindai QR code. Setelah itu, pencet nominal belanja yang disebut pedagang di layar ponsel.

Setelah proses pembayaran selesai, pedagang akan menerima notifikasi di handphone-nya. Pedagang bisa langsung mengecek apakah pembayaran sudah sesuai tagihan atau belum.

"Menurut saya lebih efektif sih," kata Puji.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Transaksi Masih Dominan Uang Tunai

Arif Risnandi, pedagang sembako, berbeda pendapat dengan Puji. Ia mengaku konsumennya sebagian besar ibu rumah yang tidak terlalu familiar dengan teknologi digital.

Meski sudah melengkapi kiosnya dengan layanan QRIS, namun tidak banyak yang memanfaatkan itu.

"Harapannya tambah mudah ya tambah laris, tapi kan konsumen saya kebanyak ibu-ibu. Sementara yang pakai seperti ini biasanya anak muda," ujar dia.

Rini Subekti, pedagang buah Pasar Segamas, juga berharap layanan QRIS bisa meningkatkan transaksi. Namun dari sekian banyak transaksi, pembeli masih banyak menggunakan uang tunai.

"Mungkin karena baru ya," ucapnya.

Kepala Kantor Perwakilan BI Purwokerto, Samsun Hadi, mengaku perlu edukasi untuk membuat layanan QRIS semakin dikenal. Selain itu, stimulus seperti promo juga penting untuk mendorong transaksi digital.

"Tahun depan kami fokus pada kuantitas, kalau tahun lalau kan kuantitas, artinya tahun depan kami ingin volume transaksinya semakin besar," ujar dia usai peresmian SIAP QRIS di Pasar Segamas Purbalingga.

Pemkab Purbalingga melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan juga akan berkomunikasi dengan perbankan agar memberi kemudahan kepada para pedagang dalam penyediaan layanan QRIS.

"Dari sekian banyak pedagang, kalau jadi nasabah semua kan sudah membantu perbankan. Sebagai gantinya, perbankan bisa memberi kemudahan untuk pedagang," ujar Johan Arifin.

Pertumbuhan merchant atau pedagang dengan QRIS di wilayah eks Karesidenan Banyumas menunjukan tren pertumbuhan yang cepat dan positif.

Berdasarkan data Bank Indonesia, jumlah merchant QRIS pada akhir bulan November 2021 telah mencapai angka 143.303 merchant. Sementara di wilayah Purbalingga sendiri telah tercatat 19.800 merchant yang telah menggunakan QRIS.