Sukses

SPKLU PLN Hadir di Labuan Bajo, Percepat Tumbuhnya Ekosistem Kendaraan Listrik di NTT

Mempercepat ekosistem kendaraan listrik, PT. PLN ( Persero) memperluas pengoperasian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

Liputan6.com, Labuan Bajo - PT PLN (Persero) memperluas pengoperasian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk mempercepat ekosistem kendaraan listrik. Kali ini fasilitas pengisian energi kendaraan listrik tersebut hadir perdana di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Kehadiran SPKLU pertama di NTT dapat mendukung terwujudnya Electrifying Lifestyle di wilayah tersebut. Selain itu juga menjadi wujud komitmen membangun ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia,” ungkap Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril, Rabu (8/12/2021) siang.

Dia menjelaskan, untuk mendukung Program Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) di Labuan Bajo, yang salah satunya mencanangkan penggunaan energi bersih dan kendaraan listrik untuk menyambut KTT G20 pada tahun 2022.

"Hadirnya SPKLU ini dapat mendukung terwujudnya electrifying lifestyle di masyarakat dan mendukung para pengusaha penyedia kendaraan listrik dalam menyediakan kendaraan listrik," katanya.

Ia mengatakan, keberadaan SPKLU pertama di NTT ini mampu mendorong penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai secara masif di NTT, khususnya di Labuan Bajo.

“SPKLU ini merupakan yang pertama di NTT dan terletak di Lapangan Parkir Wisata Kampung Ujung, Kota Labuan Bajo, NTT. Dengan konsep self service, pengguna SPKLU dapat melakukan pengisian baterai kendaraan listriknya sendiri sesuai dengan petunjuk yang ada,” sebutnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Charge Cepat

Dengan mengusung konsep fast charging berdaya DC 50 kW dan AC 22 KW, SPKLU pengisian energi kendaraan listrik dari 0 persen sampai penuh 100 persen maksimal dalam waktu 2 jam, menyesuaikan kapasitas baterai kendaraan listrik pengguna.

Ia juga menjelaskan, pengguna kendaraan listrik jauh lebih efisien dibanding menggunakan kendaraan yang mengkonsumsi BBM, dengan perbandingan setiap satu liter BBM setara dengan 1,3 kilo Watt hour (kWh) listrik. Harga BBM per satu liter sekitar Rp7.000 - Rp8.000, sementara tarif listrik per satu kWh hanya sekitar Rp1.400-an.

Ini berarti, menggunakan listrik lebih murah seperlimanya dibandingkan pemakaian satu liter bensin.

Jika pemakaian satu liter BBM hanya bisa menempuh sekitar 10-12 km, di mana ongkos satu liter bensin sekitar Rp 8.000. Adapun jarak tempuh per liter bensin setara dengan konsumsi listrik sebesar 1,3 kWh, di mana harga listrik per kWh hanya sekitar Rp1.400-an.

"Sehingga menggunakan kendaraan listrik untuk menempuh jarak 10-12 km menghabiskan biaya Rp1.820 saja," jelasnya.

SPKLU tersebut juga sudah terintegrasi dengan aplikasi Charge.IN yang dapat memudahkan pemilik mobil listrik mengontrol dan memonitor pengisian daya di SPKLU. Aplikasi PLN Charge.IN sudah tersedia di Google Playstore khusus untuk Android. Charge.IN juga ada dalam aplikasi PLN Mobile, jika masyarakat sudah menginstal aplikasi PLN Mobile di gawainya maka bisa menggunakan fitur Charge.IN.

Menurutnya, PLN akan terus menambah titik lokasi SPKLU di NTT, sehingga keberadaan fasilitas pengisian energi kendaraan listrik lebih merata dan menciptakan daya tarik masyarakat dalam menggunakan kendaraan listrik.

"Kami akan terus menambah titik SPKLU di Nusa Tenggara Timur, seperti di Kota Kupang, Kota Ende, Kota Maumere dan Kota Waingapu untuk mendukung menciptakan ekosistem kendaraan listrik, sehingga pertumbuhan penggunaan kendaraan listrik akan lebih cepat nantinya," ujarnya.