Liputan6.com, Jakarta Bertepatan dengan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia 2021, Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Yayasan TIFA mengumumkan lima pemenang lomba penulisan jurnalistik #EU4Wartawan 2021 pada Jumat (10/12/2021.
Penghargaan diberikan atas kualitas karya jurnalistik mereka yang mengangkat tema lomba, Dampak Teknologi Digital terhadap Hak Asasi Manusia.
Advertisement
Baca Juga
Karya jurnalis Liputan6.com, Huyogo Simbolon, menjadi salah satu pemenang lomba penulisan jurnalistik #EU4Wartawan 2021. Huyogo meraih penghargaan tersebut melalui karyanya yang berjudul 'Tongkat Brilian Teknologi Kesehatan yang Mempermudah Mobilitas Penyandang Difabel'.
Karya jurnalistik Liputan6.com bersama dua jurnalis Harian Kompas, Koran Tempo, dan Medcom.id, mengungguli 70 karya jurnalistik dari 31 peserta EU4Wartawan 2021. Dari hasil penjurian, terdapat lima karya terbaik yang diumumkan bertepatan dengan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia, 10 Desember.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket mengatakan pandemi Covid-19 telah mengubah lanskap digital, mempercepat transisi digital kita. Teknologi digital menjadi semakin tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari, menawarkan perangkat dan solusi yang sangat berguna.
“Tetapi ada juga kerugiannya, dan beberapa aplikasi teknologi menimbulkan kekhawatiran tentang dampaknya terhadap hak asasi manusia. Ancaman seperti doxing dan pemalsuan data biasanya menargetkan kelompok rentan termasuk pembela hak asasi manusia, pelapor, dan bahkan jurnalis,” katanya.
Piket menilai, para jurnalis memainkan peran kunci dalam menyoroti perkembangan sosial seperti ini. Uni Eropa berharap Penghargaan EU4Wartawan akan mendorong dan berkontribusi pada jurnalisme hak asasi manusia berkualitas tinggi di Indonesia.
“Melalui EU4Wartawan, kami juga berharap karya jurnalistik dapat meningkatkan kesadaran publik dan mendorong kita semua untuk merenungkan bagaimana kita dapat mengurangi risiko yang dapat timbul dari teknologi digital terhadap demokrasi dan hak asasi manusia,” ujar Piket.
Juri yang mewakili AJI Indonesia M. Irham mengatakan, teknologi digital dapat mendorong kualitas jurnalisme, keragaman konten dan memperluas akses publik terhadap informasi. Akan tetapi, AJI melihat tren bagaimana internet telah digunakan pihak-pihak tertentu untuk membatasi independensi media dan kebebasan pers.
"Kami harap tulisan para jurnalis dapat memicu para pihak mendukung kebebasan pers di ranah digital, mengambil tindakan dalam melawan serangan siber, serta memastikan terpenuhinya hak asasi manusia," ucap Irham.
Ketua Dewan Pengurus Yayasan TIFA Endy Bayuni mengatakan bahwa sangatlah penting untuk melindungi hak-hak digital secara seimbang, agar kebebasan berekspresi dan hak atas privasi data tetap terlindungi, sementara keamanan publik dan pertumbuhan ekonomi juga tetap terjaga.
“Ini dapat diperjuangkan melalui pendekatan dialog dan kerjasama dengan beragam pemangku kepentingan di Indonesia, untuk bisa merujuk diri pada standar internasional yang terhubung dengan konteks lokal,” tuturnya.
Panel juri memilih lima pemenang dari total 70 karya dari seluruh Indonesia yang disertakan dalam lomba ini. Dewan juri terdiri dari M. Irfan selaku Anggota Bagian Data dan Informasi AJI, Endy Bayuni selaku Anggota Pengurus Yayasan TIFA, dan Saiti Gusrini selaku Manajer Program Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia.
Kelima pemenang EU4Wartawan berhak mengikuti pelatihan profesional jurnalistik secara daring di bawah bimbingan RNTC - sebuah pusat pelatihan internasional yang dikelola oleh RNW Media dan berbasis di Belanda - pada Januari 2022.
Simak Video Pilihan di Bawah Ini
Lima Karya Pemenang
1. “Para Pahlawan bagi Korban Perundungan Seksual Online” (terbit 28 November 2021), Gangsar Parikesit, Koran Tempo.
2. “Tongkat Brilian Teknologi Kesehatan yang Mempermudah Mobilitas Penyandang Difabel” (terbit 27 November 2021), Huyogo Simbolon, Liputan6.com.
3. “Liku-liku teknologi dan pemenuhan HAM Pelajar Disabilitas” (terbit 22 November 2021), Ilham Pratama Putra, Medcom.id.
4. “Citra Polri di Pusaran Perang Tagar” (terbit 30 Oktober 2021), Kurnia Yunita Rahayu, Kompas.
5. “Mengenali Dilema Pengenalan Wajah” (terbit 5 November 2021), oleh Satrio Pangarso Wisanggeni, Kompas.
Advertisement