Sukses

Nestapa Balita Asal Tenggarong Hidup dengan Tumor Ganas

Seorang balita asal Kembang Janggut Kabupaten Kutai Kartanegara harus berjuang melawan tumor ganas yang terus menggerogoti tubuhnya.

Liputan6.com, Balikpapan Seorang balita asal Kembang Janggut Kabupaten Kutai Kartanegara harus berjuang melawan tumor ganas yang terus menggerogoti tubuhnya.

Balita perempuan bernama Yasmin Almahera berumur 1 tahun 9 bulan ini hanya bisa baring dan sesekali merengek menahan sakit yang diderita.

Kedua orangtuanya Herman Irawan (34) Wilda Ratnasari (27) saat ini masih berupaya untuk memberikan pengobatan kepada Yasmin. Saat ini, dia menjalani rawat jalan di Rumah Sakit Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan.

Saat ditemui di kontrakannya yang berlokasi di Jalan Sumber Rejo VI Balikpapan Tengah, pada Selasa (14/12/2021) sore, Herman menceritakan awal mula anak keduanya mengidap tumor ganas itu.

"Waktu itu sekitar bulan 7 lalu Yasmin sakit ada bisul ukuran sebesar jempol, pertama diagnosis awalnya bisul jadi sekitar bulan 9 dibawa ke Rumah Sakit Parikesit Tenggarong jadi dioperasi pertama setelah itu keluar hasil bisul," bebernya.

2 dari 4 halaman

Simak video menarik berikut:

3 dari 4 halaman

Bisul yang Membesar Jadi Tumor

Rupanya bisul itu kembali muncul dan semakin membesar. Pada November 2021 kemudian, dilakukan operasi kedua.

"Lalu bulan 11 kemarin operasi kedua diambil sampel hasil diagnosis itu tumor poli setelah itu dirujuk ke Rumah Sakit Kanudjoso Djatiwibowo kata Dokter RSKD jadi ini kanker ganas, cuma hasil dari lab itu dikirim ke Jogja cuma hasil lab dari Tenggarong itu negatif tiga jenis tadi. Kemudian diteliti lagi besok hasilnya," papar Herman.

Dia mengatakan selama kurun waktu lima bulan, pembengkakan di area punggung Yasmin sangat cepat terjadi. Membuat anaknya tidak dapat tidur terlentang.

"Jadi selama lima bulan perkembangannya sangat cepat besar, mungkin itu kelenjar getah bening kalau dioperasi tambah besar tapi masih tunggu hasilnya besok," tuturnya.

4 dari 4 halaman

Disarankan Kemoterapi

Dokter sendiri menyarankan ke Herman, pengobatan yang harus dilakukan dengan melalui kemoterapi. "Kata dokter jalannya di kemoterapi, cuma besok hasilnya bisa dilakukan penanganan. Enggak dibawa ke mana-mana untuk penanganan dokter harus diketahui dulu jenisnya apa baru dia bisa lakukan pengobatan, besok langsung ketemu dokter,” kata Herman.

Sejauh ini, lanjutnya, untuk biaya pengobatan menggunakan BPJS Kesehatan, meski demikian dirinya mengaku kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari lantaran sudah tidak bekerja.

"Kalau pengobatan kita melalui BPJS, lab kita bayar sendiri kalau untuk kebutuhan sehari-hari kami dibantu masyarakat ada yang open donasi jadi cukup, belum lagi tiap hari ada yang membantu," katanya.

Tidak hanya itu selama menjalani pengobatan di Balikpapan, dia juga dibantu warga setempat di mana digratiskan tempat tinggal sewa. "Tinggal di Balikpapan dari Tenggarong enggak bayar uang sewa di sini, saya disuruh tinggal saja Alhamdulillah terima kasih," tuturnya.

Dia berharap anaknya lekas ditangani dan dapat pulih seperti sedia kala. "Kami maunya cepat ditangani, kami sudah usaha yang terbaik untuk anak bagaimana nanti mungkin tinggal Tuhan saja," dia memungkasi.