Liputan6.com, Cilegon - Pemerintah memprediksi puncak kepadatan di Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten, saat momen Natal terjadi pada 24 Desember 2021. Sedangkan saat Tahun Baru terjadi pada 2 Januari 2022.
Arus kendaraan juga diprediksi meningkat dibandingkan saat natal dan tahun baru periode sebelumnya. Sepeda motor diprediksi naik sebesar 12,5 persen dan roda empat atau kendaraan pribadi kemungkinan naik sebesar 11 persen.
Advertisement
Baca Juga
"Puncaknya diprediksi 24 Desember, H-1, untuk Natal. Untuk tahun baru diprediksi 2 Januari," kata kepala BPTD Wilayah VIII Banten, Handjar Dwi Antoro, dikantornya, Jumat (17/12/2021).
Kenaikan mobilitas masyarakat dari Pulau Jawa menuju Sumatera diperkirakan karena tidak adanya penyekatan di Pelabuhan Merak, seperti tahun 2020 lalu. Saat ini, pemerintah memperketat syarat bepergian, jika sudah vaksin dosis lengkap dan bebas dari Covid-19, masyarakat bisa melanjutkan perjalanan.
Saat puncak natal dan tahun baru, BPTD Wilayah VIII Banten memprediksi ada 128 trip atau perjalanan kapal dalam sehari. Untuk mengurangi antrean penumpang dan kendaraan di Pelabuhan Merak, kapal besar akan dioperasikan.
Kapal besar juga dianggap mampu bertahan dari gelombang tinggi dan cuaca buruk di lautan. Kemudian, kendaraan yang ada di dalam kapal, harus di ikat kuat agar tidak roboh saat gelombang tinggi menerjang.
"Ada 67 yang siap, 3 docking, 5 kapal di ekspres, 62 di reguler. Kondisi tripnya saat puncak itu 128 trip sehari. Setiap dermaga itu kapasitas maksimalnya ada 5 kapal, di Merak ini ada 7 dermaga, totalnya 35. Kita ada kapal 67, dari 67 ini ada sekitar 50 lebih kapal besar nya. Kapal sudah di ramp cek, sudah laik," terangnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ada Pedulilindungi di Atas Kapal
Setiap kapal juga harus menyediakan barcode pedulilindungi untuk mengetahui kapasitas penumpang di dalam ruangan kapal dan riwayat perjalanan seseorang. Nantinya, petugas di atas kapal lah yang mengatur jarak dan jumlah penumpang di dalam ruangan, agar tidak berdesakkan. Jika di dalam ruangan kapal sudah penuh, penumpang dihimbau duduk di pelataran kapal.
Masyarakat diminta berlayar pagi hingga siang hari, karena jika sudah sore ataupun malam, gelombang laut biasanya lebih tinggi dan bisa membuat mabuk penumpangnya.
"Kapal itu dipasangai barcode pedulilindungi, harapannya setelah di dalam ruangan kapal itu sudah 75 persen, dia gak boleh masuk, jadi diluar areal kapal, kan areal terbuka. Masyarakat dihimbau tidak berangkat malam, klau udah malam itu kadang-kadang cuaca ujan, arus, ombak. Kapasitas penumpang jangan di lewati, karena kan kapal dilengkapi dengan life jacket dan kapal penyelamat," jelasnya.
Advertisement