Sukses

Polisi Tangkap Selebgram TE Terkait Prostitusi Online, Sekali Kencan Rp25 Juta

Polisi mengamankan seorang selebgram berinisial TE terkait prostitusi online.

Liputan6.com, Semarang - Praktik prostitusi online yang melibatkan selebgram dan perempuan warga negara asing terbongkar. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah Kombes Pol Djuhandani di Semarang, Senin (20/12/2021) mengatakan, polisi juga mengamankan seorang mucikari berinisial JB (43) warga Bekasi, Jawa Barat.

Adapun dua wanita yang dipekerjakan tersebut masing-masing berinisial TE (26) dan seorang warga negara Brasil berinisial FBD (26). Djuhandani mengatakan, ketiganya ditangkap di sebuah hotel di Kota Semarang pada 15 Desember 2021 silam.

"Keduanya diamankan di dua kamar yang berbeda saat melayani tamu yang sudah memesan," katanya.

Prostitusi online itu terungkap bermula dari informasi tentang adanya praktik prostitusi dengan transaksi yang dilakukan di Kota Semarang. Setelah melakukan penelusuran, petugas mendapati praktik prostitusi tersebut di salah satu hotel.

Selain mengamankan dua wanita yang dipekerjakan tersebut, polisi juga mengamankan mucikari JB di sekitar lokasi yang sama.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Rp25 Juta Sekali Kencan

Dari hasil pemeriksaan terhadap tersangka JB, lanjut dia, besaran tarif yang dikenakan untuk sekali berkencan dengan selebgram TE tersebut mencapai Rp25 juta.

"Tarif Rp25 juta, mucikari mengambil bagian Rp13 juta," katanya.

Pemesanan jasa prostitusi itu sendiri secara langsung melalui mucikari. Ia menuturkan bahwa mucikari JB sendiri sudah memperoleh pembayaran uang muka sebesar Rp20 juta untuk kedua perempuan pekerja seks tersebut.

Adapun sejumlah barang bukti yang turut diamankan dalam pengungkapan tersebut, antara lain bukti transfer yang merupakan uang muka pembayaran sebesar Rp20 juta serta sejumlah alat kontrasepsi yang masih baru maupun sudah bekas dipakai.

Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Undang-undang Nomor 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Perdagangan Orang, Pasal 296 dan 506 tentang prostitusi.