Sukses

Mom, Jangan Sepelekan Bintik Merah pada Kulit Bayi Bisa Jadi Itu Hemangiomia

Hemangioma umumnya tidak berbahaya jika tidak di dekat organ fungsional, seperti dekat mata, hidung, mulut atau organ lainnya

Liputan6.com, Banjarnegara - Masyarakat diminta tak menyepelekan bintik merah pada kulit bayi. Karena bisa saja bintik merah tersebut adalah hemangioma. Ini berbahaya jika ada di dekat organ fungsional.

“Hemangioma adalah benjolan kemerahan pada kulit bayi. Benjolan ini terbentuk dari sekumpulan pembuluh darah yang tumbuh tidak normal dan tumbuh menjadi satu,” kata Agus Ujianto, Direktur RSI Banjarnegara, di Banjarnegara, Kamis (23/12/2021).

Agus menyebut, hemangioma umumnya tidak berbahaya jika tidak di dekat organ fungsional, seperti dekat mata, hidung, mulut atau organ lainnya.

Jika sampai ada benjolan, yang diawali bintik merah segera hubungi dokter bedah terdekat, jika terlanjur membesar dan pada organ fungsional dikhawatirkan tumor pembuluh darah tepi ini mengurangi fungsi organ penting di dekatnya.

“Misalnya mata bisa terjadi kebutaan, atau mengurangi fungsi utama mata, demikian pada organ lainnya,” ungkapnya.

Pada umumnya, hemangioma masyarakat umum akrab dengan sebutan tanda lahir. Sedangkan orang Jawa menyebutnya sebagai toh.

Baru-baru ini RSI Banjarnegara juga mendapati kasus hemangioma pada bayi perempuan berusia 4 bulan asal Kalimantan. Bayi bernama Mhs ini ada benjolan warna merah di sekitar mata sebelah kanan.

“Kasus terbaru bayi dari Kalimantan, ini sebenarnya sudah terlalu lama karena sudah sampai sebesar itu, dan letaknya ada di sekitar mata kanannya,” katanya.

“Pada kasus bayi Mhs tumor jinak pembuluh darah tepi ini tindakannya harus telaten, dan bertahap. Karena masih bayi, disuntik dulu beberapa kali agar kempes, jika sudah mengempis baru kita operasi elektif bertahap. Karena ini berkembang dan dekat dengan organ fungsional maka harus dapat tindakan segera, seharusnya jangan menunggu lebar,” jelasnya lagi.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Kasus Hemangomia

Dia menjelaskan, kaitan dari mana asal pasien tersebut pihaknya tidak mempersoalkan, pasalnya sudah sering menangani kasus dari beberapa daerah di mana keluarga pasien merasa di daerah asalnya alat medisnya tidak memadai.

“Sering kita mendapat kasus dari daerah lain, alhamdulillah banyak yang berhasil,” sebut Agus yang juga Ketua Perhimpunan Dokter Digital Terintegrasi (Predigti) pusat ini.

Kasus terbaru yang ditangani hemangomia pada bayi di RSI Banjarnegara terjadi pada pasien bayi MHS. Ali Musofan, ayah bayi MHS mengatakan, awalnya tidak tahu bayi mungilnya yang lahir caesar ini ada hemangioma di pipi kanan dekat matanya.

“Awalnya tidak tahu setelah anak saya pulang perawatan, baru mulai muncul bintik merah, lama lama membesar,” tutur Ali.

Ia tak tinggal diam, ia membawa ke rumah sakit di Kalimantan. Namun tidak mendapati hasil yang memuaskan, dari usia sebulan setengah itu benjolan terus membesar.

Setelah dari Kalimantan anaknya pun mendapat perawatan di salah satu rumah sakit di Yogyakarta, lagi lagi merasa kurang puas atas perawatan anaknya di tempat tersebut. Meski pembiayaan medis ditanggung BPJS, namun selama berhari-hari tinggal di Yogyakarta cukup menghabiskan seluruh tabungannya. Ia hanya buruh di perkebunan sawit.

“Untuk biaya hidup dan mondar-mandir selama perawatan ini beberapa bulan di Kalimantan dan di Yogyakarta menghabiskan dana Rp40 juta, habis semua tabungan saya,” ujarnya.

Dengan perawatan yang membutuhkan waktu sekitar enam bulan ini di Banjarnegara, pihaknya berharap terus ada perkembangan baik untuk putri semata wayangnya. Untuk sementara dirinya tinggal di rumah keluarganya di Kecamatan Punggelan.

“Alhamdulillah di sini ditangani dengan baik, tahap demi tahap juga kita diberitahu secara terperinci. Selain kepada rumah sakit, kami juga berterima kasih kepada relawan yang turut membantu di Banjarnegara ini,” ungkapnya.