Liputan6.com, Ciamis - Kegiatan pramuka berbalut perpeloncoan dengan tema Lingkaran Setan yang dilakukan para pelajar SMAN 1 Ciamis, Jawa Barat, terungkap ke publik.
Tak terima wajah anaknya mengalami luka dan lembam, Aa Mamay (51), warga Ciamis, akhirnya melaporkan dugaan kasus perpeloncoan yang menimpa anaknya, ke Polres Ciamis, Rabu (12/1/2022). “Jadi infonya anak-anak latihan dulu,” ujar dia, kemarin.
Menurutnya, kejadian yang menimpa anaknya di luar prediksi. Sabtu (8/1/2022) lalu, anaknya meminta izin kepada dirinya untuk mengikuti latihan pramuka di salah satu kosan alumni SMAN 1 Ciamis, di Desa Kertaharja, Kecamatan Cijeunjing, Kabupaten Ciamis.
Advertisement
Rencananya kegiatan itu dilakukan para anggota Pramuka SMAN 1 Ciamis, sebagai persiapan menghadapi ‘Hiking Rally Ciradyka’ akan digelar Februari mendatang.
Namun nahas, Minggu (9/1/2022) ia mendapati wajah anaknya mengalami sejumlah luka. Awalnya, anaknya hanya meminta tolong jika rekan anaknya mengalami pingsan di kosan alumni, tempat kegiatan perpeloncoan ‘Lingkaran Setan’ berlangsung.
“Kami langsung berkoordinasi dengan sekolah untuk mengevakuasi siswa yang pingsan itu,” kata dia.
Berdasarkan keterangan anaknya, kegiatan itu diikuti sekitar 75 ambalan kelas 10 yang dibagi menjadi 4 sangga. Kemudian tiap sangga diminta membuat lingkaran yang mereka sebut sebagai lingkaran setan. “Di sana mereka diminta saling menampar satu sama lain,” kata dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Orangtua Geram
Dalam praktiknya, peserta yang dinilai masih kuat, bakal mendapatkan pukulan tambahan dari senirnya yang duduk di kelas XI dan XII, selaku pembina. “Anak saya kelihatan bibir sobek sama lebam di wajahnya,” ungkap dia.
Mamah mengaku, selain dirinya turut serta sekitar 18 orang tua siswa lainnya ikut melaporkan kejadian memilukan di dunia pendidikan tersebut. “Selaku orangtua saya merasa geram," kata dia.
Kepala Seksi (Kasi) Hubungan Masyarakat (Humas) Polres Ciamis, Iptu Magdalena, mengakui lembaganya telah menerima pelaporan itu. “Total ada tiga orang yang menjadi korban dugaan aksi perpeloncoan tersebut,” kata dia.
Namun hingga kini belum dilaporkan dugaan apa saja yang menjadi delik aduan para orangtua korban perpeloncoan tersebut. “Nanti sejauh mana hasil penyelidikan penganiayaan, akan disampaikan kembali,” ujar dia.
Advertisement