Liputan6.com, Ciamis - Kasus dugaan perpeloncoan kegiatan pramuka dengan tema "Lingkaran Setan" yang dilakukan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Ciamis, Jawa Barat akhirnya viral. Puluhan siswa menjadi korban dari praktik perpeloncoan dengan kekerasan fisik tersebut.
J, salah seorang siswa kelas XI SMAN 1 Ciamis, mengatakan kegiatan itu dilakukan di salah satu kosan alumni sekolah negeri bergengsi di Ciamis tersebut. Dalam kegiatan itu, siswa kelas X diminta membuat 'lingkaran setan', dengan cara saling menampar untuk menentukan calon pimpinan sangga (pinsa) Pramuka.
"Memang sudah dari dulu seperti itu, ada alumni juga," ungkap dia.
Advertisement
Baca Juga
Menurutnya, kegiatan itu merupakan keputusan bersama dengan para pengurus pramuka sekolah, termasuk kegiatan membuat "Lingkaran Setan". "Jadi mereka melingkar dan saling tampar," ungkap dia.
Kegiatan "Lingkaran Setan" itu, ujar dia, dilakukan dalam membentuk karakter para siswa kelas X, untuk menentukan pimpinan di kelompoknya.
Biasanya, saat siswa mengalami luka, pengurus langsung melakukan pertolongan pertama. Nahas, kejadian terakhir malah menjadi viral.
"Saya juga menyesal dengan kejadian ini, inginnya tradisi ini dihilangkan, tapi memang berprosesnya lama," kata dia.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Tanggapan Pihak Sekolah
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Ciamis, Jawa Barat membantah adanya praktik perpeloncoan berkedok kegiatan pramuka yang dilakukan siswa didiknya, hingga menjadi viral di kalangan orangtua siswa. Â
"Saya baru dikasih tahu sama wakasek urusan humas pada Ahad sekitar pukul 10.00 WIB. Tenyata ada korban di kosan terluka parah. Kami langsung bawa ke rumah sakit," ujar Wakil Kepala SMAN 1 Ciamis Bidang Kesiswaan, Iim Imansyah, Rabu (12/1/2022).
Menurutnya, kegiatan perpeloncoan "lingkaran setan" yang dilakukan beberapa siswa anggota pramuka, tidak diketahui pihak sekolah. "Memang dilakukan kegiatan Pramuka di sekolah. Namun, kegiatan itu hanya berlangsung hingga Kamis (6/1/2022)," ujar dia.
Iim menyatakan kegiatan perpeloncoan "Lingkaran Setan", berlangsung tanpa mengantongi izin dari sekolah, mereka mengetahui kegiatan menyimpang itu setelah datangnya laporan dari orangtua siswa, Minggu pagi.
"Saya di sini sudah mengajar 18 tahun tidak tahu ada kegiatan itu," kata dia.
Untuk mengungkap dugaan kasus perpeloncoan itu, lembaganya segara melakukan koordinasi dengan pihak orangtua korban termasuk Polres Ciamis. "Kami akan hentikan dulu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, diagendakan sekitar enam bulan," ujar dia.
Saat ini, proses penanganan kasus tersebut sudah diambil jajaran Polres Ciamis. Pihak sekolah berharap, penyelesaian kasus bisa dilakukan secara kekeluargaan.
"Kami pihak sekolah juga akan mencari para alumni yang terlibat," ujar dia.
Advertisement